29 Oktober 2013

Aku Belum Tahu



Sang fajar mulai muncul dari cakrawala timur. Adzan subuh berkumandang dengan lagam yang khas. Bapak-bapak dan orang tua lanjut usia bergegas untuk sholat berjamaah di mesjid. Aku telah resmi menjadi mahasiswa teknik informatika di salah satu universitas swasta di kota Tasikmalaya. Karena aku tak diterima di universitas negeri yang aku inginkan, jadi aku kuliah di universitas swasta, yang gampang masuknya, udah gitu lumayan dekat dengan rumahku.
Mendengar adzan subuh berkumandang aku bergegas bangun, mengambil air wudhu dan sholat. Sebenarnya bukan karena mendengar merdunya kumandang adzan, tapi karena dibangunkan oleh Ibuku. Jujur saja, alarm tidak bisa membangunkanku, hanya ibuku yang jago membangunkanku. Berdoa dan bersyukur. Lantas makan dengan lauk pauk yang tergolong dalam makanan orang kaya. Kurang apa coba hidupku. Semua kebutuhanku tercukupi. Bahkan lebih dari yang aku butuhkan. Beres makan seperti biasa, mulut terasa pahang, mengambil sebatang rokok, puuuuuh. Meracuni paru yang akhir-akhir ini kerap kali nyeri. Menghembuskan beban bersama kepulan asap yang tak masuk ke dalam paru-paru.
Sembari menghabiskan rokok, aku melamun, teringat apa yang aku tulis semalam dalam buku diaryku. "Jika memang hidup ini adalah anugrah, aku akan menatap semuanya dengan penuh cinta. Jika memang hidup ini adalah kutukan, aku akan menatap semuanya dengan penuh kebencian dan aku akan membakar semuanya. Jika memang hidup ini adalah pilihan, ku akan menembak pilihan itu sekenanya, seperti saat ujian di sekolah haha tanpa belajar terlebih dahulu. Jika memang hidup ini adalah perjuangan, aku akan bersantai dengan ditemani asap nikotin, kopi, dan musik. Jika memang hidup ini adalah lari dari satu masalah ke masalah lain, aku akan mabuk parah sampai tak ingat apapun, sehingga aku bisa melupakan masalah itu, walau hanya sesaat. Jika memang hidup ini adalah derita yang dihasilkan oleh manusia yang merasa dirinya sempurna, maka aku akan membunuh semua orang yang merasa dirinya sempurna, yang mendiskriminasiku, semua orang yang menatapku dengan tatapan aneh, yang selalu menghinaku, semua orang yang aku benci, dan aku akan merayakan pembunuhan masalku dengan mabuk parah disamping tumpukan mayat orang2 yang kubenci, mabuk sampai tak ingat apa pun, sampai aku gila, bersama asap rokok yang tak henti meracuni paru dan botol minuman keras bermerek yang digenggam tangan berlumuran darah. Jika memang hidup ini adalah sebuah permainan rumit yang diciptakan oleh Tuhan hanya untuk kepuasan-Nya dan Dia tega menyiksa makhluk yang tidak menuruti perintah-Nya, ah tidak, aku pikir Dia berhak, bukankah Dia yang menciptakan kita? Tapi aku rasa aku juga tak pernah minta diciptakan. Ah sudah lah, anatomi definisi hidup yang ini benar-benar rumit, aku tak mampu menguraikannya secara spesifik, bahkan masih bias. Dan jika memang seperti itu, aku akan bersetubuh dengan dosa, menikmati setiap orgasme dan klimaksnya. Fatalis. Bertobat. Lalu mencari keridhoan-Nya. Aku berharap ragaku bisa tersenyum ketika ruhku sudah tak berada di dalamnya. Dan jika memang hidup ini adalah...". Ah sudahlah, sebatang rokok yang menemaniku hanya tinggal menyisakan gabus.
Aku mandi, tidak lupa menggosok gigi. Sambil berteriak-teriak menyanyikan lagu 'Forgotten - Resital Apokalips'. "Rancang bencana. Susun kutukan. Kobarkan dendam. Tumpahkan marah". Dan ibuku menggedor pintu kamar mandi, "Gandeng Gema, bisi disangka kasurupan ku tatangga!". Aku menjawab "Muhun Mah". Diam sejenak, lalu melanjutkannya kembali "Demi surga yang kau janjikan. Tentang satu hidup yang kekal. Demi sebuah utopia. Tentang marahku pada dunia. Untuk benci dan dendam. Rayakan kehancuran". Ibuku memerahiku lagi. Lalu aku sudahi mandiku. Hari ini ada jadwal rapat jam sembilan pagi ini, karena mengikuti kepanitian acara yang akan diselenggarakan oleh Jurusan Informatika universitasku. Seperti biasa sebelum ke kampus aku mampir ke warung kopi hanya untuk menikmati segelas kopi dan beberapa batang rokok, namun hari ini aku hanya membeli beberapa batang rokok dan membayar utang semalam, lantas pergi ke rumah temanku yang sudah empat hari tak bertemu.
"Assalamu'alaikum", salamku dengan raut wajah yang tersenyum. Dan temanku menjawab salam dengan ekspresi masih ngantuk. "Kamana wae maneh gem?". Namanya Ijo. Aku sudah berteman selama empat tahun. Dia adalah salah satu teman seperbotolanku. Orangnya baik dan konyol. Pagi ini dia menjamuku dengan dua gelas kopi hitam. Lantas dilanjutkan dengan acara berbincang-bincang tentang empat malam yang lalu. Kita mencoba menciptakan ilusi menggunakan masrum yang dimasak dengan air panas dan dicampur rasa manis pemberian dari seorang teman scooterist. Aku ingin mencoba melupakan masalah walau hanya sesaat, menikmati kesedihan dan kebencian yang masih tertanam dalam hati. Haha betapa bahagianya kami menikmati ilusi, ditemani api unggun dan musik reggea, asap rokok tak pernah berhenti meracuni paru kami, setidaknya sampai kami tumbang. Ketika mereka asik tertawa, aku ingin pulang, karena sudah tak bisa menahan rasa ngantuk. Tanpa permisi terlebih dahulu. Hahaha aku tertawa, betapa khawatirnya mereka mengetahui aku menghilang begitu saja. Dan pagi ini aku presentasi atas menghilangnya diriku malam itu pada seorang Ijo.
Setelah selesai bercerita, aku berangkat ke kampus. Untuk membakar semangatku pagi ini, Hajar Jalanan-nya Forgotten menjadi soundtrack yang menemaniku menunggangi vespa tuaku. Suara cempreng kenalpot vespa memecah ketentraman jalanan di kampungku. Dengan kecepatan seadanya, aku tarik pedal gasku sampai mentok.
Tasik saat ini berbeda dengan tasik yang dulu. Sekarang sudah mulai terkontaminasi oleh kotornya industri. Polusi udara sudah mulai mengikis udara bersih kota santri ini. Sekarang banyak mobil truk yang mengotori jalanan Tasik. Dan rintangan terbesarku saat berangkat dan pulang kuliah adalah menyusul mobil-mobil pengangkut itu. Dengan kecepatan motorku yang seadanya dan 'euweuh tanagaan'. Lagu yang menenemani perjalananku sudah sampai pada track ke enam 'Forgotten - Surga Metafora'. Aku sudah sampai ke gerbang kampus. Menuju parkiran. Aku sudah tak peduli lagi dengan orang-orang yang menatap aneh diriku.
Shit, aku masih menganut budaya Indonesia, selalu terlabmat, bergegas ke gedung tempat rapat, aku sudah terlambat dua menit. Setelah selesai rapat aku langsung melesat ke kelas secepat semut. Duduk di kursi, dan Dosen pun datang. Jadwal kuliahku hari ini adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran yang sangat aku sukai. Karena ini adalah pertemuan pertama, satu persatu Mahasiswa di kelasku maju ke depan untuk memperkenalkan diri. Setelah perkenalan, Dosen hanya membahas tentang perkenalan bahasa.
Dalam pembahasan pertamanya ini, Ibu Dosen membahas tentang kegagalan komunikasi. "Bagaimana bila sekarang Tuhan telah mati? Orang-orang sudah membunuh Tuhan-nya sendiri, dan menggantinya dengan tuhan-tuhan baru. Orang-orang lebih sering pergi ke mall, tempat nongkrong, dan lainnya daripada pergi ke tempat ibadah. Lebih sering buka dan baca majalah, media sosial dan lainnya daripada buka dan baca kitab suci mereka. Pen-Tuhan-an terhadap uang telah marak terjadi di kalangan makhluk berakal ini." dan kebisingan Mahasiswa yang tak memperhatikan Dosen pun terbungkam, hening. Ibu Dosen menghela nafas panjang. Desas-desis orang-orang di sekitarku mulai terdengar. Ada yang menertawaiku. "Tuhan tidak mati, bung" seorang Mahasiswa di belakangku menertawakan dalam bentuk kalimat. Kegagalan komunikasi pun tesjadi.
"Bagaimana jika yang saya maksud Tuhan telah mati itu bahwa orang-orang telah melupakan Tuhan-nya dan mereka telah mengidolakan idolanya secara berlebihan, uang pun seakan-akan menjadi sesuatu yang bisa melakukan apa pun, dan orang-orang malah beranggapan saya mendustai sifat yang dimiliki oleh Tuhan, menghina-Nya, bahkan orang-orang yang mengaku seorang muslim, yang saya tahu hukum memvonis seseorang kafir yang tak jelas kekafirannya hukuman dan pertanggung-jawabannya sangat berat, malah memvonis saya kafir atau apa pun kebusukan yang terlintas di pikiran mereka. Nah di sini faktor kegagalan komunikasi terletak pada siapa, Bu? Saya atau mereka yang mencerna sesuatu tanpa dimengerti dan dipahami terlebih dahulu?" "Jika memang seperti itu, bisa terletak pada anda, dan juga orang lain. Karena memiliki artikulasi ganda. Bagaimana? Sudah jelas?" "Bagaimana jika gaya bahasa yang saya gunakan itu sarkasme?" “Kenapa tidak secara langsung aja bahwa orang-orang sudah melupakan Tuhan-nya?” “Berapa orang yang sudah mengatakan ‘orang-orang sudah melupakan Tuhan-nya’? Kalimat itu hanya melintas dipikiran orang-orang, masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Orang-orang tidak menggubrisnya. Dan saya kira kalimat ‘TUHAN ELAH MATI’ ini tidak akan dilupakan begitu saja, kalimat sarkasme ini akan terus diingat oleh mereka.” “Terserah anda, yang paling penting sekarang, anda harus memikirkan korelasinya antara apa yang anda ungkapkan dengan orang lain.” “Iya, Bu, saya mengerti, terimakasih.” Sebenarnya aku belum mearsa puas dengan diskusi ini, namun apa daya tempat dan situasi tidak mendukung.
Sepulangnya kuliah teman-temanku masih saja menertawaiku, mengolok-olokku. "Eh bro, Tuhan itu tidak mati, kalau Tuhan mati siapa yang menciptakanmu? Agamamu apa sih?" aku jawab hanya dengan senyuman, sinis. Berjalan pulang, pasang headset, dan putar lagu 'Forgotten - Sarkasme’. Sepanjang jalan menuju parkiran aku berteriak-teriak seperti orang gila. Bernyanyi. Hahahaha persetan dengan mereka yang menatap aneh padaku. Persetan dengan orang-orang yang menertawaiku. Persetan dengan mereka yang marah, yang berkata 'gandeng sia'. Hello, surga dan neraka bukan milik kalian, ngehe! Langsung menuju Scooter tuaku yang berdiri manis diantara motor-motor mahal. Kuhidupkan, lalu aku 'gaur-gaur' sekencang mungkin. Hahaha 'persetan'. Hari ini aku benar-benar merasa benci pada semuanya. Bahkan ketika aku memberikan kartu parkir tidak memberikan senyuman pada tukang parkir, biasanya aku suka memberikan dia senyuman sopan.
Playlist yang menemani perjalananku adalah 'Forgotten'. Disepanjang jalan aku masih berteriak-teriak seperti orang gila. Track sudah sampai pada ‘Serapah Laknat’. Apa yang aku tulis semalam kembali melintas dalam otak gilaku. Hidup ini apa? Untuk apa? Apa makna hakiki dari hidup ini? Semoga aku bisa menemukannya. Dan dalam hitungan detik aku kembali larut dalam makna hidup yang sedang aku cari. Menerawang jauh, liar menjelajahi kehidupan. Melamun. Dan jika dalam hidup ini aku tak bisa menemukannya, mungkin di kehidupan yang selanjutnya aku akan menemukannya, dalam kematian atau dalam sunyaruri, aku tak tahu. Walu untuk menuju tempat itu aku harus melewati pintu yang penuh dengan bualan setan dan derita. Heh, hidup didalam mati. Yah, aku pasti akan menemukannya. Track sudah sampai pada ‘Hidup Adalah Kutukan’. Aku masih asik dengan penjelajahanku. Kini suara merdu om Addy Gembel menyanyikan lagu ‘Obsesi Mati’ mengalun lewat headset murah yang kubeli seminggu yang lalu dengan uang hasil menggadaikan sepatuku. Oh shit, sedang asik-asiknya aku melamun, di depanku ada sebuah mobil truk yang sedang menyalip mobil. Dan motor-tuaku tepat menghantam bodi depan truk itu.
Sepertinya aku pingsan dan aku bermimpi buruk. Mimpi itu benar-benar seperti nyata. Sakit. Sangat menyakitkan. Rasanya seperti teramat pahit dan menderita. Tubuhku laksana dibelit kawat berduri yang menghunjam ke setiap bagian otot, kemudian ditarik, sehingga tercabik-cabik dan tercerabut dari tulang. Dan sekarang aku berdiri di samping tubuhku yang sangat mengenaskan. Betapa menyedihkannya tubuh yang selama ini menjadi media ruhku untuk berbuat pahala dan dosa. Sekilas aku melirik iPodku yang masih menyala. Kini track sudah sampai pada ‘Kematian Maksimal’. Banyak orang yang mengerumuni tubuhku. Aku berteriak sekencang mungkin agar mereka menghubungi orangtuaku. Tapi saying, tak ada yang memperdulikanku. Mereka hanya sibuk menonton tubuhku yang berlumuran darah. Aku kembali melirik iPod-ku, track sudah sampai pada ‘Laras Perlaya’.
Aku tidak tahu sekarang ini aku siapa dan apa. Aku tak tahu sekarang ini aku sedang berada dimana dan harus kemana. Aku hanya berjalan tanpa arah meninggalkan tubuhku yang dikelilingi oleh warga sekitar. Dengan tatapan yang kosong dan gelapnya pikiran aku masih berpikir tentang apa yang aku tulis semalam, ‘Hidup ini apa? Dan untuk apa?’


28 September 2013

Filsafat


PENGERTIAN DAN PERISTILAHAN
    Filsafat Hukum
     Menurut arti kata Filsafat berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata Yunani yaitu Filosofia, kata ini merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata Filo dan Sofia. Filo artinya cinta, yaitu dalam arti yang seluas-luasnya. Sofia yang berarti kebijaksanaan. Filosofia dengan demikian berarti cinta akan kebijaksanaan, yang lebih jelasnya ingin mengerti secara mendalam pembatasan filsafat secara Gramatikal ini nampaknya belum membuahkan penjelasan yang memuaskan sebagai suatu ilmu yang se iya se kata.
     Filsafat itu tiada lain adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan atas pikiran belaka.Ta’rip ini menurut pandangan Imam Balidi.
     Pelato berpendapat filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat kebenaran yang asli.
     Ariesthotelis berpendapat filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu Metafisika, Logika, Etika, Ekonomi, Politik dan Estetika.
     Alparoby berpendapat filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang Alam Maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
      Dercartes berpendapat filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Alam Tuhan dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
      Imanuelkant berpendapat filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang tercakup didalamnya 4 persoalan :
a.    Apakah yang dapat kita ketahui ? jawabannya “Methafisika”.
b.    Apakah yang seharusnya kita kerjakan ? jawabannya “Etika”.
c.    Sampai dimanakah harapan kita ? jawabannya “Agama”.
d.    Apakah yang dinamakan manusia ? jawabannya “Antropologi”.
     Semua perumusan diatas dikutip dari Hasbullah Bakri, Sismatik Filsafat ada juga yang berumuskan filsafat itu sebagai karya manusia dimana manusia mengajarkan keajaiban dunia disekelilingnya dunia alam segenap semesta serta isinya.
     “Apakah Filsafat hukum itu” ? kebanyakan penulis hukum agar berhati-hati untuk menjawab pertayaan ini dengan suatu devinisi atau perumusan.
     Kita dapat memakluminya, karena suatu perumusan atau devinisi sering kali mencakup keseluruhan ruang lingkup dari yang dirumuskan(غير الجمع) , sering kali para penulis tidak memberikan suatu perumusan akan tetapi menjawab pertayaan dengan suatu uraian penjelasan, sebagai filusuf menjelaskan sebagai berikut.
       Filsafat Hukum menghendaki pertayaan atas hukum “Apakah hukum itu” ? Ia menghendaki agar berpikir matang-matang tentang tanggapan kita dan bertanya pada diri sendiri, sebenarnya apa yang kita tanggapi ini sebenarnya hukum, tak dapatkah ilmu pengetahuan ini menjawabnya ? “Dapat” hanya tak dapat memberikan jawaban yang sepihak karena hukum hanya gejala-gejala belaka.
     Ia tak melihat hukum, ia hanya melihat apa yang dilihat panca indra, bukan melihat dunia hukum yang tak dapat dilihat yang tersembunyi didalamnya, ia hanya semata-mata melihat hukum sebagian dan sepanjang ia menjelma dalam pembuatan-pembuatan manusia dalam kebiasaan-kebiasaan hukum.
     Kaidah-kaidah hukum sebagai perpandangan diluar pandangannya, kaidah hukum termasuk dunia yang lain dari pada kebiasaan hukum, kaidah hukum tak termasuk dunia kenyataan, dunia saint, dunia alam melainkan termasuk dunia nilai.
     Ahli filsafat hukum pada hakikatnya lebih suka pertayaan-pertayaan yang terpenting, apa yang dimaksud dengan itu adalah merupakan pola suatu pertayaan dalam mana pandangan seseorang penyelidik memegang peranan seseorang.
     Keadaan waktu itu dapat mempengaruhi sepanjang pertayaan-pertayaan menjadi masalah yang penting, akan tetapi pertayaan- pertayaan yang pokok yang jawabannya rupa-rupa merupakan dari segala kepandaian peyelidik dan justru karena itu menjadi sukar pertayaan yang timbul dengan mendesak dari tiap-tiap manusia yang memikirkan dari keadilan dan yang ketidak adilan  dan menjadikan ahli-ahli pikir dari setiap jaman.
     Kita akan berhenti pada masalah pokok tentang filsafat itu tertentu bukan untuk segera memberikan jawaban melainkan dengan harapan membangkitkan persoalan itu.
     Filsafat merupakan suatu ilmu dengan sendirinya filsafat itu haruslah bersifat Ilmiah dalam arti dituntut dengan adanya dari suatu Metode Sistimatik serta tujuannya mencari suatu kebenarannya.
       Sebagaimana dapat dibaca dalam berbagai Literatur tentang filsafat obyek dari padanya dapat berbagai-bagai hal, Insya Allah dibawah ini dikutip beberapa penggolongan (Sistimatik) filsafat dari beberapa filusuf terkenal.
  Ariesthotelis membagi filsafat itu atas :
I.            Logika (منطق) yaitu merupakan ilmu pendahuluan buat filsafat.
II.         Filsafat Teoritas terdiri dari :
1.     Fisika, yaitu ilmu yang membahas tentang materi dari alam semesta.
2.    Matematika, menganalisa tentang benda-benda alam dalam jumlahnya (Kuantitasnya).
3.    Methafisika membicarakan tentang hakikat dari Segala sesuatu ilmu ini merupakan inti dari filsafat.
III.      Filsafat Praktis terdiri dari :
1.     Ilmu Etika (أخلاق) tentang kesusilaan dan tentang kebahagian dalam hidup perorangan.
2.    Ilmu Ekonomi (إقتصاد) yaitu tentang kemakmuran keluarga.
3.    Politik (siasat) tentang kesusilaan dan kemakmuran keluarga.
IV.         Filsafat Poetika (kesenian).
     Walaupun pembagian filsafat tersebut diatas yang dibuat filusuf itu masih berpengaruh besar hingga kini, masih ada juga keberatan-keberatan oleh karena pembagian itu mencampur adukan antara filsafat dengan ilmu-ilmu biasa lainnya, pada masa kini penggolongan filsafat antara lain :
I.            Filsafat Teoritas ( نظرية \ علمية ) .
1.     Logika.
2.    Methafisika (Ontopologi).
3.    Filsafat Alam (Kosmologi).
4.    Filsafat tentang manusia (Antropologi).
II.         Filsafat Praktis
1.     Etika ( أخلاق)
2.    Filsafat Agama  (الدين)
3.    Filsafat kebudayaan.
 Ada juga filsafat yang penggolongan filsafat yang lebih sederhana.
I.            Filsafat Teoritas yang terdiri dari :
1.     Logika (منطق)
2.    Antropologi
3.    Estetika
4.    Methafisika
II.         Filsafat Praktis meliputi :
1.     Etika (أخلاق)
2.    Filsafat Hukum
  Sistimatik yang dikenal dan banyak di ikuti adalah 9 cabang
1.     Methafisika
2.    Logika
3.    Filsafat Mengenal
4.    Filsafat Alam
5.    Filsafat Pengetahuan
6.    Filsafat Kebudayaan
7.    Filsafat Etika
8.    Filsafat Estetika
9.    Filsafat Manusia
    Dari penggolongan-penggolongan tadi dapat kita ketahui termasuk golongan mana filsafat itu, pada umumnya orang berpendapat bahwa filsafat hukum itu adalah suatu cabang dari suatu Filsafat Moral atau Filsafat Etika, kalau filsafat etika membicarakan keseluruhan etika manusia, maka filsafat hukum hanya sebagian saja dari tingkah laku manusia saja yaitu tingkah laku dan pembuatan yang disebut Pembuatan Hukum. Namun ada juga suatu skema tentang kaitan  filsafat hukum, perlu dikemukakan disini.
1.     Filsafat Manusia
2.    Filsafat Etika
3.    Filsafat Hukum
      Manusia sebagai salah satu isi alam semesta dijadikan bahan peyelidikan dari berbagai ilmu termasuk juga filsafat. Dalam peyelidikannya filsafat menelaah manusia itu dari berbagai segi, salah satunya adalah mengenai tingkah laku (Etika) bagian dari tingkah laku manusia ini, lalu diselidiki oleh filsafat hukum dengan demikian filsafat hukum itu adalah merupakan sebagian filsafat manusia.
      Dari apa yang terurai diatas kita dapat menyimpulkan filsafat hukum itu merupakan cabang hakikat dari pada hukum dari arti menyelidiki dasar atau inti yang sedalam-dalamnya dari pada hukum.
     Tentang masalah apa saja yang termasuk inti atau dasar sedalam-dalam dari hukum terdapat berbagai pendapat, pendapat yang Klasic  Tradisional  mengatakan Hakikat Hukum itu adalah apa yang menjadi tujuan hukum tersebut keadilan, pendapat Moderen menganggap bahwa permasalahan dari filsafat hukum bukanlah semata-mata keadilan dan tujuan hukum saja akan tetapi keseluruhan permasalahan yang tergolong dasar atau inti dari permasalahan dari sedalam-dalamnya dari pada hukum yaitu setiap permasalahan yang memerlukan penyelidikan yang sedalam-dalamnya.
     Perkembangan  filsafat hukum sejak jaman purbakala sampai kini, didalam literatur-literatur terdapat beberapa pembagian atau periodesasi dari pada perkembangan filsafat hukum  itu dari jaman kejaman itu.
Pembagian yang lajim adalah sebagai berikut :
I.        Jaman Purbakala
  1. Masa yunani.
a.    Masa Prasecrates ( + 500 SM )
b.    Masa Secrates Plato dan Ariesthoteles.
c.    Masa Stoa.
  1. Masa Romawi.
a.    Cicero.
b.    Agustinus, dan lain-lain.
II.     Abad pertengahan
  1. Masa Gelap.
  2. Masa Scholastik.
III.   Jaman Renaiscance
IV.      Jaman Baru     
V.         Jaman Moderen

I.            JAMAN PURBAKALA
       Dimulai dangan masa Prasecrates (disebut dengan demikian karena filusuf pada masa itu tidak dipengaruhi oleh filusuf besar Prasecrates), boleh dikatakan filsafat hukum belum berkembang, alasan utama karena para filusuf pada masa ini memusatkan perhatiannya pada alam semesta yaitu yang menjadi masalah bagi mereka tentang bagaimana terjadinya alam semesta ini, mereka berusaha mencari apa yang menjadi inti alam.
     Filusuf Tales yang hidup pada tahun 624-684 SM, mengemukakan bahwa alam semesta terjadi dari air.
     Anakymenes berpendapat sumber dari pada alam semesta adalah udara, sedang Kisagores yang hidup sekitar 562 SM, menyebutkan bilangan sebagai dasar dari segala-galanya, filusuf lainnya yang memberikan perhatiannya pada terjadinya alam semesta, misalnya Miraclites, dan lain-lain.
     Dari sekian filusuf alam tersebut diatas, filusuf Pitagores menyinggung sepintas tentang salah satu isi alam semesta yaitu manusia, menurut pendapatnya tiap-tiap manusia itu memiliki jiwa yang selalu berada dalam proses Kaprthis yaitu pembersihan diri.
     Setiap kali jiwa memasuki tubuh manusia maka manusia harus melakukan pembersihan diri agar jiwa tadi dapat memasuki kebahagiaan, jika dinilai Katarsis jiwa itu dapat memasuki tubuh yang lain, pandangan Pitagores diatas adalah penting dalam kaitannya
     Sebab telah disinggung dimuka lalu akan membicarakan tentang hukum, beberapa penulis filSafat hukum mengungkapkan  Secrates lah yang pertama kali yang memberikan  perhatian sepenuhnya pada manusia dan berfilsafat tentang manusia sampai pada segala seginya, diperkirakan filsafat hukum lahir pada masa ini yang kemudian mencapai puncaknya melalui tangan para filusuf besar lainnya seperti Plato, Ariesthoteles dan filusuf-filusuf lainnya baik dari Yunani atau dari Romawi.
        Hanya dalam hal ini perlu memperoleh perhatian kita bahwa perkembangan filsafat hukum pada kedua masa tersebut aga berbeda dengan situasi lingkungan yang menyebabkannya keadaan yunani yang damai dan tentram melahirkan banyak filusuf-filusuf yang memberikan sungguh-sungguh perhatiannya pada hukum.
     Banyak filusuf berpendapat bahwa hukum merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia terutama kehidupan bernegara, dilain pihak berpendapat bahwa hukum kekuatan atau penguasa, pandangan seperti ini yang datang dari kaum Sofist Secrates yang melakukan dialog dengan Sofist berpendapat dalam mengukur apa yang baik dan apa yang buruk, indah dan jelek, berhak dan tidak, jangan diserahkan semata-mata pada perorangan atau kepada meraka yang memiliki kekuatan atau penguasa yang dholim.
     Hendaknya menilai dangan obyektip, soal keadilan bukanlah hanya berguna bagi mereka yang kuat, akan tetapi keadilan itu berguna bagi seluruh masyarakat.
     Pada masa Romawi perkembangan filsafat hukum tidak segemilang pada masa Yunani, karena pada masa ini para ahli pikir lebih banyak perhatiannya dicurahkan kepada dengan cara bagaimana hendak mempertahankan ketertiban diseluruh kekuasaan kekaisaran Romawi yang sangat luas itu, para filusuf ditungtut untuk memikirkan bagaimana caranya Romawi sebagai suatu kerajaan dunia.

II.         ABAD PERTENGAHAN
1.     Masa Gelap
      Masa gelap dimulai dengan runtuhnya kekaisaran Romawi akibat bangsa lain yang dianggap terbelakang yang datang dari utara yaitu yang disebut suku-suku Girlania, tingkatan peradaban yang tinggi dari bangsa Romawi hanyalah puing-puing semata, karena tiadanya peninggalan apapun dari bangsa yang berkuasa menyebabkan para ahli masa kini sulit secara pasti menentukan apa yang terjadi pada masa gelap ini, yang pasti dapat diketahui bahwa pengaruh agama Kristen mulai berkembang pesat disebabkan oleh karena kehidupan suku-suku bangsa yang tidak tentram akibat peperangan yang terus menerus terjadi dikalangan mereka sendiri atau peperangan antara suku, manusia dalam keadaan serupa itu memerlukan adanya ketentraman dan kedamaian, memerlukan suatu pegangan hidup ketidak tentraman.
2.    Masa Scolastic
     Jika pada masa gelap boleh dikatakan filsafat hukum tidak berkembang sebaliknya pada masa Scolastic banyak pemikiran-pemikiran lahir namun dengan corak khusus dengan didasari ajaran agama Tuhan yakni ajaran agama Kristen, sesuai dengan corak pemikiran hukum keTuhanan ini selalu dikenal dalam sejarah masa ini dengan filsafat hukum dengan masa Scolastic.
     Pada masa ini terjadi peralihan pemikiran dari alam Yunani kealam Kristen, seperti diketahui sebelum terjadi peralihan dalam peralihan Yunani terdapat 4 aliran yang sah yaitu Plato, Ariesthoteles, Stoa, Evicorus (filSafat Edolisme). Sebagai akibat dari pada perbedaan pendapat pertentangan-pertentangan serta peselisihan dikalangan aliran-aliran ini telah lahir ajaran baru yang disebut Etetilisme, setelah ini muncul masa lain yang dikenal dalam dunia filsafat sebagai Neoplatonisme, dengan Platonilus sebagai tokoh yang terbesar, filusuf ini yang mula-mula membangun tata suatu sipat yang bersipat ketuhanan, menurut pendapatnya tuhan itu adalah hakikat satu-satunya yang paling utama dan luhur yang merupakan sumber dari segala-galanya.
     Dengan dasar filsafat Plato yang mengajarkan orang harus berusaha untuk mencapai pengetahuan yang sejati maka lantas Plotinus mengatakan bahwa kita harus berikhtiar melihat Tuhan sebab melihat Tuhan itu tak dapat hanya dengan berpikir saja akan tetapi dengan jalan beribadah, pandangan ini membukakan jalan untuk mengembangkan agama Kristen dalam filsafat Noeplatonisme di Alexanderia sebagai tempat pertemuan antara filsafat Yunani dan agama Kristen, Agustinus disebut-sebut kalangan sebagai menjembatani  alam pikiran Yunani dan alam pikiran Kristen.

III.      MASA RENAISANCE DAN JAMAN BARU
      Abad pertengahan yang merupakan masa yang khas ditandai dengan suatu pandangan hidup manusia  yang merasa dirinya tidak berarti tanpa Tuhan, dimana kekuasaan gereja demikian besarnya menguasai segala segi kekuasaan, akhirnya berlaku dan muncul suatu jaman baru yang disebut Renaisance.
     Jaman ini ditandai dengan tidak terkaitnya lagi alam pikiran manusia dari ikatan-ikatan keagamaan, manusia kembali menemukan kepribadiannya, akibat dari pada perubahan ini terjadi perubahan yang tajam dalam dari segi segala segi kehidupan manusia perkembangan teknologi yang pesat, berdirinya negara-negara besar baru, ditemukannya dunia-dunia baru, lahirnya ilmu-ilmu macam baru, dan lain-liannya.
     Rasio manusia terlepas dari pada ketertiban, ketuhanan dan Rasio manusia yang berdiri sendirinya ini adalah merupakan satu-satunya sumber dari hukum, pemikran ini nampak jelas dikumandangkan oleh penganut hukum Alam Rasionalistis juga dari penganut hukum, Positipisme Hukum, unsur Logika manusia merupakan unsur penting dalam pembentukan hukum.

IV.         ABAD MODEREN
     Walaupun masa sebelumnya unsur logika manusia sangat berperan dalam pengembangan pemikiran hukum namun dirasakan bahwa filsafat hukum dinilai kurang berkembang sebagai dari pada adanya gerakan Kodivikasi yang mula pertamanya orang-orang kurang memberikan perhatian masalah-masalah keadilan.
      Baru setelah dirasakan banyak kepincangan-kepincangan dalam Kovidikasi karena berubahnya nilai-nilai keadilan dalam masyarakat membangkitkan kembali orang-orang untuk mencari kembali keadilan melalui filsafat-filsafat hukum.
     Namun demikian sebagaimana telah diutarakan didepan ada peralihan dimasa kini yaitu yang tadinya filsafat hukum itu adalah filsafat hukum dari para filusuf kini beralih kepada filsafat hokum dari pada ahli hukum.
    


 



24 September 2013

Gerbang Kehidupan Baru

Menatap diri lemah.
Terbujur beku membisu.
Diam tak bersuara.
Ratapan samar memandang.
Cahaya semakin meredup.
Wajahku semakin pucat.
Mulut berat terbungkam.
Kaku tidak maya.
Sesak nafas tersenggal.
Rasa sakit meresap.
Setan nyata menghampiri.
Menawarkan air fatamorgana.
Kesudahan yang baik.
Kesudahan yang buruk.
Aku menuju fana.
Puncak dari tipu daya.
Kupandang sang malaikat.
Mengulurkan tangan sucinya.
Menggam ruh diriku.
Untuk keluar dari jasadku.
Beban air mata.
Pelukan gersang tak berguna.
Doa yang kubutuhkan.
Bukan sebuah tangisan.
Terdiam di sisi raga.
Tatapan nanar memandang.
Duniawi terbuka nyata.
Aku menjerit dan merintih.
Akhir perjalanan dunia adalah di titik kematian.
Semakin busuk diriku ketika hidup, sakaratul maut teramat menderita.
Tak ada teman, hanya dosa dan pahala.
Menuju rumah yang akan menjadi tempat penyiksaan.

25 Agustus 2013

Siapa Yang Paling Kejam

Tiga orang lelaki yang sedang mabuk bertanding untuk menentukan siapa yang paling kejam.
Lelaki yang pertama menyerang seorang perempuan dan memukulnya sehingga giginya patah, lebam kedua biji matanya dan darah keluar daripada hidung dan telinga perempuan itu.
Akhirnya perempuan itu jatuh ketakutan dan badannya menggeletar.
Dia berpusing menghadap dua lelaki dan berkata dengan bangganya,
“Akulah orang yang PALING KEJAM!”
Tidak berpuashati, lelaki kedua bangun dan mengoyak baju perempuan itu, merogolnya dan terus mencekik perempuan itu sehingga perempuan itu mati.
Dan dia berkata sambil mendabik dada “Tidak ada siapa yang lebih KEJAM daripada aku!"
Lelaki ketiga pula bangun dan tersenyum.
Dia menjawab:
“AKULAH YANG PALING KEJAM...
Aku cuma berdiri dan melihat kekejaman kamu sedangkan perempuan ini adalah adik aku...”
Perempuan itu adalah Palestin/Syria/Rohingya/Mesir.
Lelaki pertama ialah Israel.
Lelaki kedua adalah Amerika Syarikat.
Lelaki ketiga pula ialah Umat Islam (Kita) yang hanya berdiam diri dan melihat apa yang terjadi.
Tahniah kepada Umat Islam!!
Berdiam diri dan melihat kekejaman dihadapan kita, itu sahaja yang mampu kita buat..
Mahukah kita jadi sekejam lelaki ketiga...... .......jika kita tidak kongsikan artikel ini???
Siapa tahu dengan artkel ini lebih ramai ummat islam yang akan sedar dari tidur lenanya..
Ayuh....kita bersatu demi islam, bantulah seboleh yang mampu..
Sama-samalah kita muhasabah diri..
Sejauh mana usaha kita untuk menolong saudara-saudara Islam kita..
Renung sejenak sebanyak mana doa yg kita telah hadiahkan...
Umat Islam itu lemah kerana mereka JAUH daripada agama mereka sendiri.

15 Agustus 2013

Save Egyp



Apakah merah itu kawan, yang menghias sebujur tubuh kaku tanpa nyawa?
Adakah itu darah segar syuhada atau bunga syurga yang bermekaran diatas jasadnya?
Isak apakah itu kawan, yang suaranya lebih gemuruh dari rintihan sesak didada?
Apakah itu jerit tangis calon syuhada atau doa indah para calon penghuni syurga?
Hujan airmata beriring dengan menderasnya timah panas yang membabi buta
Lengking menyanyat seakan tertimbun dentum senjata laras bernyawa
Adakah ini sebuah pesta pengorbanan atau,
Titik benci yang telah melebur hanguskan perasaan?
Kawan, lihatlah, lihat mereka yang tersenyum menghantarkan sisa usianya dijalan Rabbnya
Tidakkah bergetar hatimu kawan?
Hanya setangkup doa yang mampu ku hatur kawan
Untuk mereka para saudara yang tengah berjalan menuju syurga-Nya