24 Juni 2012

PERsetan

Persetan dengan mereka yang menyembah HAM. Persetan dengan mereka yang dituduh menodai Agama. Persetan dengan mereka yang merasa agamanya dinodai. Persetan dengan mereka atheis komunis yang sok moralis tapi banci. Persetan dengan mereka yang sok suci dan selalu merasa benar. Persetan dengan mereka yang haus kekuasaan dan harta. Persetan dengan mereka yang tergila gila dengan Ter TER dan HL. Persetan dengan aku yang tidak bisa membuat tulisan yang berguna. Hahaha Persetan dengan ……

Kedudukan setan dalam diri manusia

Seorang yang dalam kehidupannya telah menyimpang dari garis-garis ketentuan Allah, menyimpang dari Al Alquran dan sunnah rasulullah, maka orang tersebut dengan mudah dipengaruhi oleh setan. Artinya setan telah mempunyai kedudukan dalam diri orang itu. Kalau seseorang yang sudah dipengaruhi oleh setan, dalam artisetan telah menjadi pimpinannya, maka tingkah lalunya selalu mencerminkan hal-hal yang jahat, selalu mendatangkan kemaksiatan, selalu mendatangkan kemurkaan Allah, jadi sebenarnya yang membuka peluang besar setan pada diri sendiri itu adalah manusia itu sendiri. Kalau kita manusia telah menutup rapat-rapat kehadiran setan pada diri kita, insya Allah setan itu akan menjauhi kita. Karena setiap saat dan setiap waktu kita memerangi dan kita memusuhinya dalam segala aktifitas yang kita kerjakan.. Kalau setan sudah menduduki dalam hati/jiwa seseorang, niscaya setan itu mengajak kepada jalan kejahatannya, manusia diberi kecondongan untuk melakukan hal-hal yang tidak mendatangkan keridhaan Allah. Hal itu tercermin dalam setiap ucapan atau tingkahlaku atau perbuatan. Sehubungandengan ini, Allah ta'ala berfirman dalam surat Az Zukhruf ayat 36-39. Yang artinya " Dan barangsiapa yang tidak memperdulikan peringatan TuhanYang Maha Pengasih itu, maka kami akan adakan untuknya setandan itulah yang akan menjadi kawannya. Setan itu akan menyelewengkan orang-orang yang tidak memperdulikan peringatan Tuhan tadi dari jalan kebenaran, tetapi mereka mengira bahwa mereka adalah mengikuti petunjuk yang benar. Sehingga apabila orang itu datang kepada kami (Allah), ia berkata kepada kawannya (setan itu), "Alangkah baiknya seandainya antara aku dan engkau ini ada jarak yang jauh yang sejauh antara timur dan barat. Engkaulah lawan yang seburuk-buruknya." pada hari itu, karena kamu ternyata bersalah, tidaklah berguna senyapalan itu padamu. Kamu bersama-sama senasib dalam siksanya." (Qs. Az Zukhruf : 36-39)

Penjara Hati

Pernahkah kamu terpenjara teman, pernahkah? Sebuah penjara sunyi nan gelap, sebuahpenjara yang ada jauh di dalam perut bumi, sebuah penjara yang tak memiliki setitik cahayapun yang bahkan rembulan tak akan pernah bersinar dan langit hitam tak berbintang. Sebuah penjara hati , aku menamakannya. Sunyi kelam hati ini, begitulah ia. Sebuah penjara tanpa ruang untuk memasukinya, sebuah penjara yang hanya dikelilingi oleh tembok ilusi dan rupa-rupa. Sebuah eksistensi yang begitu menggugat, sebuah hati yang hitam. Tolong jangan pernah menyentuhnya. Teman, aku berharap kau tidak akan pernah mengalaminya. Takakan pernah ia menyapamu, atau paling tidak ia tidak akan menjadi sekelam ini. Sebuah bagian tanpa ruang tanpa waktu, lebih pekat dari hitam terpekat, lebih menghisap daripada bintang mati yang terhisap oleh gravitasinya sendiri. Amat menggugat, ia amat menggugat. … dan tak ada ruang untuk menangis … Ini bukan bagian yang terbentuk oleh cinta yang terlunta dan terluka, sama sekalibukan. Dia bukan tercipta dari ribuan hampa dan kejenuhan yang terakumulasi, sama sekali tidak. Hanya setitik awal ia terbentuk, mengakar, menyebar, lalu kau tersadar dia telah menjadi begitu kelam. Tak ada tempat untuk bernafas dalam hitam sepekat itu, tak adaruang untuk hidup. … jantung yang terus berdetak memompa nyawa, namun tanpajiwa … Coba engkau bayangkan teman,walau ia tak akan pernah terbayangkan kecuali engkau rasakan. Bagaimana sebuah hati yang hitam dan amat pekat,hati yang begitu liat, hati yang tak memiliki ruang untuk disentuh. Bayangkanlah dia begitu menggurita menjalari setiap pembuluh kehidupanmu, menancap keras di nadi-nadimu, dan seluruh ototmu menjadi tak pernah kau mengerti. Mungkin hanya Tuhan yang mampu membuat hati itu kembali putih, menjadi seperti awal ia terlahir, mungkin hanya Tuhan. Dan hanya Tuhan yang mampu membuat ia sepekat itu,hanya Tuhan teman… bukan oleh yang lain, bukan cinta, bukan hampa, bukan kesunyian,bukan kemarahan. HANYA TUHAN. … sebuah bongkah hitam yang ada dalam tiap tubuh, dan memakan jiwa … Penjara itu masih tetap sesunyi yang lalu, masih tetap menjadi hitam yang terpekat, menjadi tak terbantahkan dan terbilang. Entah kapan ia akan mulai melunak dari liat, menjadi sedikit pudar dari hitam, dan memiliki sedikit bunyi dari tak bersuara. Hitam yang bukan hanya hitam, sunyi mendalam daripada hampa. Penjara hati. … setitik lalu mengakar, menjalar lalu tumbuh. Sebuah kisah: PENJARA HATI …

Aku Tak Peduli

Bagiku, kamu adalah puteri. Takpeduli telah berapa sering dan berkali-kali kamu berganti lelaki.Bagiku kamu tetaplah sang puteri. Aku memang tak pernah peduli. Maafkan aku puteri, jika kebisuanku membuatmu ragu bahwa betapa cinta aku pada dirimu. Maafkan aku. Sungguh aku ingin melepaskan tabir lisan ini, namun aku tidak ingin menjadi mereka yang kalah perang oleh cinta. Lalu aku pun menjadi ragu untuk mengungkapkannya. Puteri, aku telah menjadi iblis… Aku sudah tidak sesuci dulu lagi, mataku telah ternoda, hatiku telah menghitam. Hanya jasadku yang belum meng-iya-kan apa yang kuinginkan. Aku memang sudah tak pantas untuk bersanding dengan bidadari, aku sudah tak kuasa untuk mempersunting bidadari,namun jangan kau pungkiri akukarena bagiku kau bukan lagi bidadari, kau hanya sang puteri,tidak lebih. Puteri, lama sudah aku tak menganggapmu sebagai bidadari. Puteri, tahukah engkau? Jika aku melewati lorong-lorong kampusku yang ingin kutemui adalah dirimu. Jika aku mendengar ocehan para wanita, entah mengapa aku merasa ada dirimu di sana. Jika aku menundukkan pandanganku, seolah-olah engkau sedang memperhatikanaku sehingga membuatku semakin tertunduk. Puteri, tahukah engkau? Betapa tersiksanya aku. Jika boleh, aku tidak pernah ingin jatuh cinta. Cukup sekali dia menyapaku saat-saat SMU yang membuatku begitu menjadi penggila. Bahkan hingga saat ini, dia yang pertama bagiku masih menghiasi mindala untuk terus terucap dalam lisan ini. Dan tahukah engkau puteri, aku mencintaimu karena aku merasa engkau seperti dia. Aku menganggap kau merupakan reinkarnasi cintanya. Puteri, namun angkuhmu dan acuhku membuat aku semakin bingung dengan perasaanku atau juga perasaanmu. Benarkah diriku memang tak pernah ada dalam satu sketsa hidupmu, atau dirimu sama seperti aku; terlalu angkuh danacuh untuk semua pengakuan rasa itu . Puteri, kadang aku merasa kau telah mencintai aku, namun sikapku yang acuh dan menghindar darimu membuatmu ragu akan diriku padamu atau tentang perasaanmu itu. Dan membuatmu semakin ragu namun kau tak kuasa memahaminya hingga saat-saatmata kita bertemu kita menjadi saling tertunduk kaku dan malu lalu mulai menyisir jalan masing-masing di antara kita dan hanya ada segempal hati yang saling tertaut namun mencoba bertanya-tanya dalam ragu adakah hati ini saling tertaut. Puteri, seberapa ragukah dirimutentang cintaku? Apakah sebesar rasa angkuh dan acuhmu itu? Ataukah dirimu sama seperti aku; semakin mencintai seseorang membuatku semakin mengatur jarak dan mencoba berlari darinya . Sungguh puteri, tak tahukah dirimu betapa dalam tiap detik episodehariku, aku selalu memikirkanmu. Saat ada peristiwa-peristiwa yang membuatku gundah, dirimu adalah manusia pertama yang kuhubungi tentang keadaanmu.Bahkan aku mulai berani menyapamu setelah peristiwa besar yang menjadi sejarah dunia itu. Sungguh puteri, aku selalu mengkhawatirkanmu. Lalu pertanyaannya; adakah kamu sepeduli itu padaku? Aku dari dulu memang tidak pernah peduli “APAKAH ENGKAU MENCINTAIKU?” Karena bagiku cinta adalah sebuah pengorbanan dan pengorbanan yang paling besarbagiku untukmu adalah mengorbankan perasaan ini demi melihatmu terus tersenyum dengan seseorang yang akan membuatmu bahagiaoleh pria manapun. Aku memang tidak peduli, itu karenaaku begitu mencintaimu. Sungguh puteri, AKU TIDAK PEDULI! Biarkan saja aku terus menangis, biarkan saja aku terus meratap, biarkan saja darah cinta mencabik diriku dan aku berharap kau tidak akan pernah peduli tentang semua itu. Biarkan aku sendiri yang menanggung sesak ini. Puteri, tetaplah tersenyum walau kau tidak pernah tersenyum untukku. Puteri, kepakkan sayapmu lebar lalu terbanglah mengitari bumi-langit hingga ujung titik hampa, namun jangan pernah melihat ke belakang. Yakinlah aku akan terus tersenyum untukmu, yakinlah aku akan terus mengalungkan doa dalam tiap tahajudku untukmu. Puteri, jangan pernah peduli karena AKU TIDAK PEDULI!

Lelaki Yang Bicara Tentang Angin

Lelaki itu kembali menggila. Kali ini dia berbicara tentang angin. Meracau betapa angin juga harus dihargai, angin merupakan bagian fundamental dari sistem jagat, angin adalah hal yang substansil. Sumpah aku tak mengerti apa yang dikatakannya. Sumpah! Aku sama seperti orang-orang lain yang hanya sekedar lewat melalui jalan itu, hanya sebuah kebetulan lelaki itu ada di sana. Hanya sebuah kebetulan! Aku sungguh tidak akan percaya jika ini bukan kebetulan, lelaki itu hanya membual saat berkataaku bukan kebetulan di sana. Dia memang pembual! Selain tentang angin lelaki itu juga berkata tentang keterkaitan, berbicara tentang aksi-reaksi. Lelaki yang terus meracau tentang sesuatu yang tidak kumengerti. Lelaki yang benar-benar parah. Dia gila! “Wahai lelaki yang selalu tertunduk, pernahkah engkau menatap angin?” lelaki itu meracau. Tidak ada yang peduli, sama sekali tak ada yang peduli. Tidak! Masih ada yang peduli, peduli karena kasihan. Aku tahuitu cuma aku. Tidak yang lain! Lalu akupun menggeleng. Aneh. Biasanya jika ada sesuatu yang aneh orang-orang pasti berkerumun, namun kali ini tidak. Mereka tak ada yang peduli, sama sekali tidak. Seolah lelaki itu tidak pernah ada. Dan lelaki itu terus saja meracau, membuat perutku mulas mendengar kata-katanya, kata-kata yang bagiku tanpa arti. Hanya bualan kosong yang ditinggi-tinggikan. “Angin adalah dirimu, angin itu hatimu. Terkadang sesuatu berubah dengan sedemikian cepat, namun semua memiliki jeda,” lelaki itu berbicara seolah langsung menuju telingaku. Namun aku sudah cukup tuli untuk mendengar ocehannya. “Angin adalah sebuah fluida, yang memiliki sensitifitas terhadap tekanan. Dan dia akan mengalir ketika mendapatkan tekanan, mengalir mencari arah untuk melepaskan stress yang memuncah. Itulah angin saudaraku,” suara lelaki itu melantang, melengkingkan setiap kalimatnya, seolah orang-orang tuli tak mendengarkannya. Bukan tuli, namun sangat tidak peduli! Ingin kukatakan itu kepadanya, namun aku memilih untuk tetapdiam. “Lalu saat tekanan itu begitu mempat, angin akan berubah fasa mencari cair. Dan saat tekanan direnggangkan kembali, anginpun kembali berubah menjadi jati-dirinya. Kembali menjadi angin!” Aku hanya menduga-duga, mungkin dia sedang monolog tentang pelajaran fisika yang diajarkan di sekolahnya. Namunapa hubungannya angin dengan perasaan, angin dengan jiwa, angin dengan… akh, apa peduliku. AKU SUNGGUH TIDAK PEDULI. Lelaki itu tersenyum, tertawa, mengakak dan sekarang dia berjingkrak-jingkrak seperti ronggeng kesetanan. Menari-nari tanpa haluan. Sinting! Gila! Edan ! “Coba lihat jiwa-jiwa sekitarmu. Mereka adalah angin, mereka air, mereka tanah, mereka api” Terhipnotis aku melihat sekelilingku, orang-orang tetap sama, lalu lalang, lelaki dan perempuan serta anak-anak. Tunggu, semua orang memiliki rupa yang sama, rupa dia. Lelaki, wanita, anak-anak mewujud menjadi dia. Sungguhedan, mungkin aku juga sekarang menjadi sangat amat tidak waras. What the hell… “Perasaan mereka adalah angin, namun terkadang menjadi air lalu bercumbu serta dengan api dan menjadi tanah. Tidak perlu dipikirkan, bahkan akupun tidak pernah peduli. Aku tidak pernah mengerti.” Sinting, tidak mengerti mengapa harus mengajarkan. Tidak tahu mengapa harus diutarakan. Orang edan dari RSJmana yang lolos kali ini. Kemanapetugas medic , cepat tangkap satu kambuhan ini. Bodoh… bodoh! “Kau tidak perlu mengerti. Ceritakan saja ini seperti yang aku ceritakan. Mungkin kelak dimasa depan akan ada yang mengerti dan memahami. Mungkin bukan dirimu, mungkin dia anak-cucumu.” Lalu lelaki itu hilang bagai angin. DIA LENYAP! SUMPAH! Mungkin aku memang sudah gila. PASTI.

Suatu Malam—minggu terakhir bulan pertama

Bulan merah menampakkan wajah buramnya Seperti seteguk air mata kesedihan pada gelas kristal Semuanya begitu gamblang… Ternyata semesta pun berterus terang, Ia sedang berduka Darah malaikat berceceran di langit Menjadi bintang Melingkupkan pedih alam raya di sela bulu sayapnya Pada setiap robekan kecil senja Ketika semua luka masa lalu kutelan dan kulumatkan…

Dari Alam Kubur

Gnaro itam id umatam, Eitum… Hari ini aku sudah mati Aku mati, karena harus mati Tiada yang kutinggalkan Kecuali darah yang kau sia-siakan Dan kematianku, membawa cintaserta rindu Kini, pergilah ke dermaga itu Melabuhkan perahu letihmu dan sekeping jemu Bakarlah sisa kenangan Yang lahir dari rahim jiwa kita Agar kau tak pernah lagi mengingat bayanganku

Aku Ingin Mabuk, Gila, dan Gembira...

dalam satu episode hujan Diam sendiri Nikmati gerimis malam ini Menanti kerinduan akan satu suara tertumpahkan Bersama sebaris angan Kubumbungkan asap menuju langit yang pekat keprihatinan Diam bersunyi Karena bulan telah mati Butir kecil di rambutku terurai menjadi mimpi, bukan air lagi Dan di dalamnya kusertakan pesan kepada Tuhan Jangan cerabut nyawaku hingga empat jam lagi Diam menyepi Rasakan cinta yang sudah mati Menunggu-nunggu waktu pada tiap degup menderu Sambil mencaci diri Yang tenggelam di laut air mata sendiri Luka pedih ini Adalah rongga gelap dalam dadaku Begitu tersembunyi, hingga darahnya tak kukenali Dan aku tak pernah tahu lagi Apakah belulang ini pun masih menjadi tenda bagi jiwaku Atau cuma penyangga asa Yang menyulut kemegahan maya Jerit tanpa suara ini Adalah duri di balik jantungku sendiri Tapi tak apa, Jika memang dewi cinta belum berpihak Akan kutunggu hingga ia menghampiriku Mencabut onak di tiap rasa ngilu Rangkaikan semua duri menjadi kembang ungu Dan bukankah mawar mekar di antara duri? Seperti halnya cintaku yang sekarat dan mati ditikam cinta itusendiri Sementara ruhnya menjadi mutiara di samudera abadi Tempat berlabuh semua lagu pemuja rindu Tempat berpaut segala syair kekasih sejati Kini, takkan lagi kusembunyikan hati Aku ingin membuat diriku mabuk, gila, dan gembira Karena kutahu pasti Senyum akan datang seusai air mata Dan robekan kesengsaraan takkan menganga lagi

Ternyata Kegelapan Itu Adalah Diriku Sendiri

Kegelapan adalah cahaya terang dalam pandangan buta Dan buta adalah pandangan mata orang-orang mati Dan mati adalah kehidupan lain yang penuh misteri Dan misteri adalah kegelapan abadi Lalu, apakah kegelapan abadi? Ya… dialah diriku sendiri… Sudah sekian lama hatiku menganga kosong tak berdarah Tak menyisakan apapun selain rusuk remuk yang kerap kali batuk Nurani yang ada pun makin pekat berkabut Bila saja kutoreh dada dan kucopot jantungku Terlihat jelas ribuan rayap kehidupan Sedang pesta menggerogoti dinding jiwa yang keropos Kemudian, benang-benang keputusasaan mulai tampakkan dirinya Menjerat erat, membelit leher danjemariku (Setelah sekian lama aku diam) Akhirnya hanya satu pilihanku Mengampaki rayap-rayap kehidupan itu Meskipun aku rebah, terhuyung berdarah

Tentang Kematian

Sesungguhnya kau sendiri dapat menyelami rahasia kematian. Namun, bagaimana kau akan berhasil menemukan dia, selama kau tidak mencarinya di pusat jantung kehidupan? Burung malam yang bermata kelam, dia yang buta terhadap siangnya hari, tiada mungkin membuka tabir rahasia cahaya.Apabila kau dengan sesungguh hati ingin menangkap hakikat kematian, bukalah hatimu selebar-lebarnya bagi wujud kehidupan. Sebab, kehidupan dan kematian adalah satu. Di dasar keinginan dan harapanmanusia yang terdalam, terpendam pengetahuan tentang alam baka. Dan bagai benih tetumbuhan yang tidur dimusim dingin, di bawah timbunan selimut salju, hati manusia terlena dalam buaian mimpi musim semi. Percayalah mimpi itu! Sebab di dalam kabut, terkandung pintu gerbang keabadian. Getarmu menghadapi kematian, ibarat gemetarnya anak gembala ketika berdiri di hadapan Raja, yang berkenan meletakkan tangan di atas kepalanya sebagai pertanda restu dan sejahtera. Tidakkah sukacita si anak gembala di balik gemetarnya? Bahwasanyaia diperkenankan menerima restu Sang Raja? Namun demikian, bukankah penghargaan ini semakin membuat gemetar jiwa? Apakah sebenarnya kematian, selain telanjang di tengah angin, serta luluh dalam sinar surya? Dan apakah arti nafas berhenti, selain membebaskannya dari pasang dan surut ombak yang gelisah? Sehingga bangkit mengembanglepas… tanpa rintangan menujuILAHI, mereguk air dari sungai keheningan. Hanya dengan jalan demikian, jiwamu akan menyenandungkan nyanyian dalam kebahagiaan. Lalu di waktu engkau meraih puncak pegunungan, di situlah bermulasaat pendakian. Dan ketika bumi menuntut kembali jasad tubuhmu, tiba pula saatnya bahwa tarian yang sesungguhnya mulai kau mainkan…

JERITAN JIWA DALAM LARA

"Rindu itu ibarat sebuah penyakit,yang akan sembuh apabila telah menemukan obat dari kerinduan yang dirasakannya..Namun apabila rindu yang dirasakannya itu tlah kronis dan tak menemukan obat dari kerinduannya itu,maka bukannya sembuh atau rasa rindu itu mengabadi tapi tinggal menunggu waktu ntah cepat atau lambat rasa rindu itu akan mati bersama dengan semua kenangan dan harapan yang hanya akan jadi angan-angan belaka antara dua insan anak manusia" "Orang yang hebat itu adalah orang yang sedih tapi dia masih bisa membuat bahagia orang lain" "Orang besar itu bukan di lihat dari sebesar apa masalah yang mampu dia selesaikan tapi sebanyak apa masalah kecil yang mampu dia pecahkan dan cari jalan keluarnya" "Kadang kala apa yang kita dengar,apa yang kita lihat,yang ada dalam fikiran dan hati kita tak selamanya sejalan dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam kenyataannya" "Jika kebahagiaan itu adalah kamu,akankah aku masih bisa tersenyum dan tertawa?sedangkan kebahagiaanku yang sesungguhnya terlelap dalam derita.TIDAK cinta ............. Aku jauh lebih menderita melihatkebahagiaan yang selama ini akujaga harus menderita dan menangis sepi tanpa aku bisa berdaya untuk memeluk dan menjaga rintihnya" "Saat bintang itu berkerlip sesungguhnya ada seorang yangjauh disana sedang merindukan mu.Tapi kamu takkan tau itu siapa sampai kamu menemukan bintang yang berkerlip pada mu tadi" "Tuhan sebenarnya tidak pernah menutup pintu kebahagiaan untuk kita,tapi biasanya kita terlalu lama terpaku pada satu pintu yang tertutup tadi sehingga kita tidak melihat saat Tuhan membuka pintu kebahagiaan yang lainnya" "Penderitaan itu adalah jalan yang harus kita lalui untuk menuju kepada kebahagiaan dancobaan adalah rambu-rambunya,hinaan dan cercaan adalah pembatasnya makian dan ejekan adalah trotoarnya.Sama dengan kebaikan,baik itu ada batasannya agar kita tidak salah dalam memilih jalan yang baik sehingga kita tersesat di jalan yang buruk" "Surga itu ada tapi kita ngga bisamelihat dan menyentuhnya sebelum waktunya tiba tapi kita percaya semua itu adanya.Cinta itu juga ada tapi kita juga ngga akan menemui yang sejati sampai Tuhan melihat kita sudahsiap dan pantas untuk mendapatkan semua itu" "Tuhan tak akan langsung mepertemukan kita dengan orang yang tepat tapi Tuhan terlebih dula akan mempertemukan kita dengan orang yang salah.Karena kita tak mungkin akan langsung berbuat benar tanpa melakukan kesalahan terlebih dulu.Sehingg akita harus tau bagaimana cara berterima kasih dengan semua itu" "Kita bisa menvonis dan men'capseorang bersalah dengan mudahnya,tapi sulit bagi orang benar yang di vonis bersalah untuk membuktikan kebenaran yang di milikinya.Tapi kita harus tetap percaya tuhan tidak tidur.Dia tau segala kebenaran dan kesalahan alam semesta,ntahcepat atau lambat Tuhan akan menjawab semuanya" "Kamu emang ngga' pernah ngajarin aku gimana caranya buat lupain kamu,tapi makasih karena kamu dah sempat ngajarin aku gimana caranya buat bisa hidup tanpa mu" ENTAH ESOK ATAU KAPAN JIKA AKU MENGHILANG DARI PANDANGAN DAN HIDUP MU , JANGAN PERNAH MENCARI KU , KARENA AKU MASIH DALAM HATI KAMU, HANYA RAGA KITA YANG NGGA' BISA BERSAMA TAPI HATI KITA AKAN TETAP MENYATU UNTUK SELAMANYA KEMAREN AKU NANGIS SAAT KAMUPERGI TINGGALKAN AKU, SEKARANG AKU MENANGIS LAGI TAPI BUKAN KARENA KEPERGIAN KAMU ATAU MENGHARAP KAMU U NTUK KEMBALI TAPI AKHIRNYA AKU ADAR TANPA KAMU AKU AKANTETAP BAIK2 AJA KO by:anggasb@yahoo.co.id

Dengar, Tangisan Batin Jiwa Meradang

Terduduk aku dibawah pilar besar di rumah sakit, diteras radiotherapi. Aku termenung melihat berbagai wajah beraga membawa duka digerogoti akar nestapa pelan tapi pasti terus menjalar terlihat nyeri di raut muka, tiada senyum tiada canda tawa. Tatapan mata nanar saling pandang. Dingin ruang beraroma obat-obatan, tertulis di dinding anak dibawah lima tahun dilarang masuk dalam ruang, berderet raga duka duduk terdiam di kursi sofa panjang, penuh kesabaran menanti gilir menyembuhkan raga lara. Bisik-bisik diantara pengantar beribu ihtiar mereka lakukan demi satu kesembuhan, jiwa-jiwamereka saling memberi harap tetap tegar, menanti asa. Tet-tet-tet…bunyi lampu merah diatas pintu masuk ruang radiotherapi menyala tet-tet-tet. mataku menerawang melayang…. Lihat wajah mereka beraurora kelam lesu, bibir terkatup bermata penuh harap mencecap nikmatnya kehidupan kala sehat. Tiada manusia mau sakit, melaratdan sekarat. Lihat raga jiwa tidak berdaya semakin keropos digerogoti akar-akar kehidupan dalam raganya, bukan mau mereka. Jiwa raga mereka mengendong mahalnya beban kehidupan, mereka mengharap kesehatan, bukan berbagai aturan, setan. Dengar erangan rintihan saat akar-akar kehidupan menggerogoti raga-raga mereka,menghujam jiwa, di setiap perputaran waktu. Dengar, tangisan batin jiwa-jiwa meradang saat mendengar bisikan dari orang dalam, dibalik tirai putihmu, dibalik baju putihmu, lintah-lintah menghisap harta si penderita, berkedok pembenaran ber-ibu aturan. Duhai pejabat, tahukah untuk mendapat secarik kartu jaminan kesehatan, mereka merangkak dari pintu ke pintu berjarak dua, tiga, empat hari, mengharap mendapat keringan biaya berobat. Lihat mereka dirajam sakit berpuluh hari, berpuluh bulan, menguras berlaksa harta. Lihat jiwa-jiwa mereka tegar berihtiar mengharap mujizat kesembuhan dari-Nya, jangan kau persulit dan mengharap lebih dari raga yang digerogoti akar-akar menjalar, menghujam nyeri jiwa-jiwa mereka. Wahai pejabat, janganlah kau memperdaya mereka-mereka berkedok beribu aturan diembel-embeli berbagai persyaratan, setan. mereka berdatangan dari berbagai ujung mata angin mencari secercah mukjizat sehat. Wahai pejabat, kau jangan memakan uang sekarat, uang melarat, uang rakyat.

Forgotten - Laras Perlaya Full Album Lyrics

Dikarenakan simkuring sangat mengagumi lirik-lirik yang dibangun dan diteriakan oleh Addy Gembel, kali ini simkuring mau post lirik Forgotten yang album Laras Perlaya Full Album. Langsung wae lah!


1. FORGOTTEN - HAJAR JALANAN

LAWAN KARMA DENGAN NYATA
HANTAM RATA MITOS LAMA
MUNTAHI SAJA SEMUA FATWA
LUDAHI SEMUA IDOLA
FEODALISME PARA RAJA NILAI
USANG BAKAR SAJA
AROGANSI ORANG TUA
DONGENG BASI HAJAR SAJA
HAJAR SAJA
PENDIDIKAN RAJA TEGA
HANYA MILIK KAUM KAYA
SEJAHTERA PENGUASA
PANJANG UMUR RAJA KAYA
JANGAN MIMPI KEMAPANAN
AWAL DARI KEBODOHAN
SEMANGATNYA DIJALANAN
HANTAM RATA HAJAR SAJA
HAJAR SAJA HANTAM SAJA (2X)
BERDOALAH MEMOHONLAH
HUJAN BATU DAN BADAI API
BERSUJUDLAH MENGEMISLAH
BARISAN LAPAR USUNG TRISULA
HAJAR JALANAN HANTAM ATURAN (4X)
PENDIDIKAN RAJA TEGA
HANYA MILIK KAUM KAYA
SEJAHTERA PENGUASA
PANJANG UMUR RAJA KAYA
JANGAN MIMPI KEMAPANAN
AWAL DARI KEBODOHAN
SEMANGATNYA DIJALANAN
HANTAM RATA HAJAR SAJA

2. FORGOTTEN - DIRAJAM LUKA
RAJAM LUKA CAMBUK ASA
DOGMA RELIJI ANTRIAN HARAPAN
LAKNAT LARA MUSNAHKAN ASA
BLASPHEMY HERSEY DEWAKAN LOBANG TAI
JURU SELAMAT AGEN NERAKA
ILUSI DAN CANDU RELIGI
JURU SELAMAT AGEN NERAKA (2X)
TUHAN BARU DAN NABI YANG PALSU
BANTAHAN LOGIKA ALASAN UNTUK DIFATWA
LAWAN TABU TAWARKAN YANG BARU
LEHER TERBUKA SAMBUTLAH PEDANG PANCUNG
DIRAJAM LUKA JANGAN BERHARAP ADANYA SURGA (2X)
SEMUA FATWA ADA NILAI DEVISA
HASIL TAWAR PARA MAKELAR DOSA
DIRAJAM LUKA JANGAN BERHARAP ADANYA SURGA (2X)
TAK MUNGKIN KITA SETARA ADA ANJING GEMBALA
CARI ANTRIAN PAHALA KERJA PAKSA TUK SURGA
MENOLAK UNTUK SETIA KARENA KITA MERDEKA
RAIHLAH NERAKA BAKARLAH UNTUK SEMUA

3.FORGOTTEN - LARAS PERLAYA

KESENDIRIAN RASAKAN ADA
RASAKAN TUNGGAL SANG PENGHAYAT
KEBERADAAN SYAIR KATA
KALIMAT SEPI
LARAS UNTUK PERLAYA
SEPINYA KEMATIAN
LARAS UNTUK PERLAYA
SEPINYA KEMATIAN
BERSAMA GELAP PUJA HAMPA
PADA KOSONG
BERDIRI TEGAK TANPA RASA
HARAP PERLAYA
KUCAMPAK SISA PADA NYAWA
KURAIH GELAP TANPA ADA
KATA SUCI PENGANTAR MATI
LARAS UNTUK PERLAYA
SEPINYA KEMATIAN
LARAS UNTUK PERLAYA
SEPINYA KEMATIAN
RAGA TANPA RASA NYAWA HILANG ASA (2X)
HILANG NYAWA HIDUP HAMPA
RAGA TANPA RASA NYAWA HILANG ASA (2X)
LARAS PERLAYA

4. FORGOTTEN - TRIAS DEMONICA

KETOK PALU VONIS PANTAT
BURSA PERATURAN LENCANA BANGSAT
LARS MENGINJAK KONTROL MENCEKIK
RAPAT JANGAN BERTINDAK NYAWA DILIPAT
KEADILAN TERGADAIKAN
APARAT/KORPORAT/BIROKAT
TRIAS DEMONICA
KONSPIRASI DEWA ILUSI
SULAP FAKTA MENJADI MIMPI
PELUMAS DARAH PELICIN AMARAH
RAKYAT JADI SUSAH HANYA MAKAN MUNTAH
SETAN NYATA DEPAN MATA
BERDOA DATANGNYA SURGA
TAK PERLU LAMA TUNGGU NERAKA
MENGGUNBAR MASA DEPAN
DESTOPIA YANG SURAM
MARAH KU YANG TERPENDAM
KONTROL KORPORAT MENCEKIK RAPAT
JANGAN BERTINDAK NYAWA DI LIPAT
TRIAS DEMONICA
TRIAS DEMINICA

5.FORGOTTEN - SURGA METAFORA

SELAMANYA ...
SEMUA DALILMU YANG SUCI
BAHKAN TITAH MU TERNYATA TEMPORARY
TERKUTUK/TERLAKNAT
JEMPUT KUTUKAN TANTANG SEMUA PANTANGAN
SEGELAS WISKI SESUMBAR SABDA SUCI
HIDUP TERKUTUK MENOLAK UNTUK TUNDUK
MATI TERPURUK DAN AKU TERKUTUK
JANGAN CARI AKU DI SURGA
MAKNA KU HANYA METAFORA
BIARKAN KU HILANG TANPA ARTI
NIHILIS ADALAH EKSISTENSI
MUAK KU PADA KENYATAAN
LAFADZKAN ARTI KESESTAN
JANGAN CARI AKU DI SURGA
MAKNA KU HANYA METAFORA
JANGAN CARI AKU DI SURGA
MAKNA KU HANYA METAFORA
SEMUA DALIL MU YANG SUCI
BAHKAN TITAH MU TERNYATA TEMPORARY
SEMIOTIKA REALITA DIALETIKA,
CUKA PADA LUKA
JANGAN CARI AKU DI SURGA !!!

6. FORGOTTEN - BANTAI PATRONASI

RADIASI TABUNG ILUSI
GEROGOTI HASRAT SAMPAI MATI
LAKSANA PATI LAMT MENANTI
TAWARKAN PASTI NAFSU MEMBODOHI
IKON PALSU / DEWA DUSTA
HANYA CITRA / IKON PALSU
HANYA CITRA / DEWA DUSTA
BANTAI PATRONASI
BANTAI PATRONASI
BANTAI PATRONASI
BANTAI PATRONASI
NALAR BEKU PERKOSA AKAL
NORMA PILU NILAI DANGKAL
RATING PASAR ANGKA NISTA
BAWAH SADAR OTAK MASSA
IKON PALSU / BANTAI PATRONASI
DEWA DUSTA / BANTAI PATRONASI
IKON PALSU / BANTAI PATRONASI
DEWA DUSTA / BANTAI PATRONASI
PUJA IMPIAN SEMBAH ILUSI
RITUAL BAJAKAN AJARAN ONANI
IKON PALSU / BANTAI PATRONASI
DEWA DUSTA / BANTAI PATRONASI
IKON PALSU / BANTAI PATRONASI
DEWA DUSTA / BANTAI PATRONASI
PUJA IMPIAN SEMBAH ILUSI RITUAL
BAJAKAN AJARAN ONANI

6. FORGOTTEN - TUHAN PROFANE

sejarah yang tertuliskan
darah dendam meninggalkan kebencian
kematian di halalkan
fatwa haram lupakan kemanusiaan
tuhan kalian profane
surga kalian profane
mimpi kalian profane
jihad kalian tak berkesan
aksi banci mencari perhatian
paksa apa yg kalian suka
tebas pancung kebebasan
nyawa yg kalian ledakan
garda martir surga ilusi
mengusung keranda mengubur harapan
harapan yg nista nista pada dunia
dunia tanpa rasa
tuhan kalian profane
surga kalian profane
mimpi kalian profane
hidup yg kau gadaikan percuma
mati yg kau lacurkan percuma
hidup yg kau gadaikan percuma
mati yg kau lacurkan percumapaksa apa yg kalian suka
tebas pancung kebebasan
nyawa yg kalian ledakan
garda martir surga ilusi
kematian di halalkan
fatwa haram lupakan kemanusiaan

7. FORGOTTEN - RESITAL APOKALIPS

TIRANI FANATIK DAN KEPALSUAN
PERKOSA KEYAKINAN
RESIDU KEBOHONGAN
PADA ASA DUKA
TEGA LAYA LARA
ESA DURGA BALA
SWARGA LOKA HAMPA
BUANA TANPA SABDA
BUANA TANPA SABDA
BUANA TANPA RAJA
UNTUK BENCI DAN DENDAM
RAYAKAN KEHANCURAN
UNTUK BENCI DAN DENDAM
RAYAKAN KEHANCURAN RESITAL APOKALIPS
SUFFER/MYSERY/CHAOS/ANGER/HATRED/ (2X)
RANCANG BENCANA SUSUN KUTUKAN
KOBARKAN DENDAM TUMPAHKAN MARAH
DEMI SURGA YANG KAU JANJIKAN
TENTANG SATU HIDUP YANG KEKAL
DEMI SEBUAH UTOPIA
TENTANG MARAHKU PADA DUNIA
UNTUK BENCI DAN DENDAM
RAYAKAN KEHANCURAN
PADA ASA DUKA
TEGA LAYA LARA
ESA DURGA BALA
SWARGA LOKA HAMPA
RESITAL APOKALIPS (2X)

8. FORGOTTEN - PUSARA BEKU
MENATAP KOSONG
TAWA SEPI EKSPRESI
BERDIRI GOYAH
TERBANG KE NERAKA
TERBANG TERBANG TERBANG KE NERAKA
LATAR BIRU TOREH SEPI
SEJUTA JARUM TUSUK NADI
MENATAP NISAN MATI BEKU
RAYAKAN SEPI BERSAMA SUNYI
TERPEJAM AKU DALAM SADAR
TERBIUS AKU OLEH LUKA
MENANGIS AKU TANPA SUARA
PANGGILAH AKU WAHAI NERAKA
SURGA NERAKA PERKOSA AKU
TUHAN DAN DOSA SETUBUHI
AKU AKU MATI DALAM BENTUK DIRI
AKU HILANG DALAM BENTUK JIWA
PUSARA BEKU DIAM MEMBEKU
PUSARA BEKU DIAM MEMBISU
PUSARA BEKU DIAM MEMBEKU
PUSARA BEKU JAWABLAH AKU
KUGALI KUBURANKU
UKIR NAMA DINISANKU
AKU REMUK REMUK TANPA BENTUK
MENANGIS LIRIH PERIH MERINTIH
HENTAKAN MATI HENTIKAN DETAK HIDUP
HENTAKAN MATI HENTIKAN DETAK HIDUP
MEREKA TAK BERDOSA
MEREKA TAK DISURGA
SIA-SIA SIA-SIA
PERCUMA PERCUMA

22 Juni 2012

Kegelapan Hati

semua manusia memiliki kegelapan dalam hati nya
entah itu terlihat atau tidak

manusia bisa tertawa tapi hati nya menangis
manusia bisa tersenyum tapi hati nya membenci
manusia bisa menangis tapi hati nya tertawa

entah apa yg dirasakan nya.. membingungkan..
sulit menebak apa kegelapan hati manusia

apakah itu cara manusia melindungi diri nya?
atau
apakah itu cara manusia melindungi orang lain??

apapun alasan nya
pada akhirnya kegelapan itu akan memakan hati manusia
membuat manusia kehilangan hati nurani nya.
membuat manusia seperti bukan manusia lagi.

Salam Tiga Angka Enam!



buku666“gw hanya minta sekeping surga yang selama ini kamu miliki. hanya sekeping saja. diantara jutaan keping yang sudah lo miliki hingga saat ini. penebusannya adalah lo boleh miliki gwa hingga waktu yang tak terbatas. walaupun untuk bisa seperti itu semua tabungan keberanian gwa habis gwa gadaikan didepan lo.”
sepenggal kalimat ruh pada raga
Buku ini merupakan cetakan ke dua Kumpulan Cerita Pendek Addy Gembel Tiga Angka Enam. Sebelumnya, cetakan pertama terbit tanggal 14 Agustus 2005 oleh Minor Books. Sebuah balai penerbitan independent milik Iman Rahman yang biasa disebut Kimung. Dengan begitu tingginya permintaan khalayak terhadap buku ini, Minor Books, bekerja sama dengan Omuniuum dan Balatin Pratama, menerbitkan kembali buku ini. Ada perubahan desain sampul di cetakan ke dua ini. Grafis sampul cetakan ke dua digarap oleh Danive dan diset ulang oleh Kimung. Di cetakan pertama Asmo yang mengarap desain sampul. Cetakan pertama buku ini pernah menghebohkan di dunia literasi indie tanah air , lewat gaya Sayaan dalam cerpen yang merupakan hulu sekaligus muara lirik-lirik lagu yang diciptakan Addy Gembel bersama Forgotten, band death metalnya. Katakanlah ini merupakan lahan eksplorasi Addy Gembel dalam menggambarkan detil yang tidak dapat digoreskan lewat media musik. Atau, inilah proses kreatif Addy Gembel yang begitu menggurita dalam mencipta musik dan sastra. Apapun itu, cerita-cerita pendek Addy Gembel dan musik Forgotten adalah dua sisi kepeng uang yang senantiasa saling melengkapi. Ilustrasi dan soundtracknya.
Addy Gembel lahir di Bandung pada 23 Oktober 1977. Nama aslinya Addy Handy Mohamad Hamdan. Addy—atau Gembel, begitulah ia akrab disapa—tumbuh dan besar di komunitas musik metal Ujungberung Rebels. Di kota kecamatan dengan jalanan pojok tertimur Kota Bandung inilah Addy mengasah kepekaannya dalam memandang dan menyikapi pelbagai kondisi sosial budaya yang merebak baik dalam skup lokal maupun global. Bersama band cadasnya, Forgotten, Addy dengan garang dan tanpa tedeng aling-aling menuding dan menggugat berbagai sistem kemapanan, baik yang kasat mata dan terasa maupun yang abstrak memabukkan. Sejak 1999, Addy dan Forgotten telah merilis empat buah album, yaitu Future Syndrome, Tuhan Telah Mati, Obsesi Mati, dan Tiga Angka Enam. Tiga buah cerpennya–”Republik Bintang Tengkorak”,” Modenisme…Itulah Ibuku!”, dan “Kegelapan, Kesunyian itu Bernyawa” pertama kali diterbitkan Hitheroad Publishing dalam antologi cerpen dan puisi Perlahan Dalam (2004) bersama empat Penulis Bandung lainnya. Salah satu dari cerpen tersebut yang berjudul Modernisme .. itulah Ibuku ! dilampirkan juga dalam buku ini.
Saya mengenal pribadi Addy Gembel sebagai pribadi yang santun namun memiliki pendirian keras dalam kesehariannya, dan Saya memiliki perhatian lebih dari rilisan album Forgotten semenjak album Future Syndrome , karena disini Addy seperti memiliki ruang dan dunia sendiri sebagai proses ekspresi kreatif pembuatan lirik pada lagu lagu Forgotten dan Addy pun mengakui bahwa menulis adalah sebuah media pembebas yang imajinatif yang tertuang dalam cerpen miliknya. Sehingga suatu saat saya membaca Cerpen Modernisme…Itulah Ibuku! yang pernah dimuat dalam antologi cerpen dan puisi Perlahan . Cerpen ini saya nilai sangat berat dan memiliki muatan kritik sosial tinggi. Satu alinea yang normatif dan bisa saya kutip:
Ada kesunyian yang terselip di hati.
Melayang laying dalam dimensi ketidakpastian.
Semua berwarna hijau dan tanpa ekspresi.
Tanpa rasa, tanpa bau.
Stagnan
Cerita di cerpen ini tak lepas dari seeseorang imaginative bernama Kleptosickcyco yang menurut paparan Adi berumur tiga ratus tahun dan dilahirkan dari ibu yang bernama Modernisme. Di dalam cerpen ini juga Addy secara gambling menuliskan setan setan yang nyata menghantui kehidupan sehari hari , Addy menyebut setan pertama bernama Konsumtivisme, mengenakan topeng yang terbuat dari bahan sobekan uang kertas, kartu kredit dan uang logam. Lalu setan berikutnya adalah Kapitalisme, Pembangunan, Sistem,Feodalisme. Jenis jenis setan yang lain ditulis dengan deskripsi yang unik dan tak jauh dengan deskripsi apa yang ada pada kenyataan yang kita hadapi selama ini. Buku ini sebenarnya terdiri dari tiga buah cerpen, yaitu Enam yang pertama, Tuhan Telah Mati, Enam yang kedua berjudul Sayap Hitam dan ditutup oleh enam ketiga, Tiga Angka Enam. Saya sarankan tanggalkan subjektifitas dan perspektif sempit sebelum anda menyimak cerpen dengan nuansa sarkasme cukup tinggi ini,
Buku ini dibuka oleh cerpen unik berjudul Tuhan Telah Mati, yang menceritakan sebuah negeri dengan cuaca sangat panas dan oksigen adalah sebuah komoditas industri yang diperjual belikan. Negeri ini memiliki penduduk berupa makhluk berkepala burung gagak dan berlanjut dengan deskripsi bahwa makhluk tersebut memiliki misi membunuh Tuhan dan membuang bangkainya dalam dimensi keterasingan umat manusia . Disini para makhluk itu berpikir bahwa Tuhan adalah sebuah entuk metafisik yang sifatnya fiktif dan hanya berada dalam pola pikir dan dunia maya saja. Bagaimana proses makhluk berkepala gagak itu dalam merencanakan dan merealisasikan kampanye nya ke dunia manusia sekarang ini ? Anda dapat mengetahui jawaban nya bila anda membaca cerpen pertama ini.
Cerpen kedua, atau tepatnya Enam kedua, bertajuk Sayap Hitam. Yang saya nilai cerpen yang paling cerdas dalam buku ini. Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk meretas ide dan maksud Addy menulis Sayap Hitam, ada kalanya saya menyimak kembali cerpen lama beliau, Republik bintang Tengkorak namun tak kunjung menemukan korelasi yang tepat di antara keduanya. Cerpen ini seakan mengiring pembaca untuk menemukan batasan semu antara realitas dan imajinasi menuju paham kehidupan setelah kematian. Cerpen berat ini terbagi menjadi beberapa bab, dibuka oleh Sunrise Kaliber 9mm berlanjut pada bab Ada Perang di Luar Sana yang banyak bercerita tentang perang mencari ‘kebenaran’ dan menutupi dosa dengan ‘kebenaran’ karena sesungguhnya ‘kebenaran’ bisa dibeli dengan sesuatu yang bernama uang.
Bab berikutnya lebih cenderung ber cerita tentang dimensi standarisasi ‘kebenaran’ yang memang telah terbentuk melalui proses pembenaran, selama kurun waktu tertentu, bab ini diberi nama mata masa lalu.Akhirnya cerpen ini ditutup dengan bab Jangan cari aku di surga bab yang secara lugas bercerita ketidakpuasan penulis kepada system yang ada mengenai legalitas,keabsahan dan segala sesuatu yang menggiring terbentuknya opini public,sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang mudah lupa.
Bagian terakhir dari kumpulan cerpen ini, berjudul Tiga Angka Enam, yang bertutur mengenai pasangan ruh dan raga. Ruh yang digambarkan sebagai wanita muda berumur dua puluh tiga tahun, agak tomboy dengan rambut cepak. Sedangkan raga dituturkan sebagai seorang pria muda yang mencari jati diri . Pasangan ini diceritakan secara sederhana oleh penulis tengah mencari surga dan neraka, Pesan yang ingin diberikan oleh penulis pada pembaca pada cerpen ini tampak jelas secara eksplisit bahwa surga dan neraka itu benar adanya, dan pilihan ada di tangan kita untuk menggapai surga atau masuk terjerumus ke dalam neraka .
Sebagai penutup, saya menilai bahwa membaca buku ini secara keseluruhan tidak bisa hanya sekali saja. Terlepas dari cara penuturan Addy Gembel yang memikat dalam cerita-cerita pendeknya, apresiasi terhadap buku ini membutuhkan pemaknaan berkali-kali atas apa yang coba diungkapkan Addy Gembel lewat ide ide kreatif yang meluncur deras dalam cerita pendek nan ‘panjang’ dalam buku ini.
Cerita dalam bukku ini mungkin hanya ilustrasi dari kehidupan namun dituturkan dengan gaya bahasa yang cukup sarkasme . Gaya bahasa itu juga terdapat pada lirik lagu lagu band Forgotten sebagai media ekspresi dan deskripsi lain milik Addy Gembel. Namun hal itu tak lepas adalah kerangka pematangan ide yang kreatif dan imajinatif dalam mengungkapkan fakta dan realita.

Curhat Setan | Resensi Buku Baru

Judul : Curhat Setan
Penulis : Fahd Djibran
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 172 Halaman
Terbit : November 2009

Curhat Setan, Permenungan yang Liar
SETELAH buku berjudul A Cat in My Eyes : Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa mendapat sambutan yang positif, Fahd Djibran kembali menghadirkan karya terbarunya Curhat Setan : Karena Berdosa Membuatmu Selalu Bertanya. Dalam buku setebal 172 halaman yang diterbitkan Gagas Media, Fahd Djibran menulis sekitar 30 judul artikel yang mengajak kita untuk mengarungi fenomena sosial, kemanusiaan, dan juga cinta.
Semua itu sudah lazim dan menjadi pemandangan yang lumrah disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, Fahd Djibran mengajak kita untuk menyelaminya lebih dalam, melalui sebuah pertanyaan sederhana yang menggugah yang acap kali tak terlintas. Bahkan, dengan cara yang terasa agak menohok, kita diajak merenung dengan mengajukan pertanyaan atas kesalahan atau mungkin dosa yang pernah kita perbuat.
Seperti dalam artikel Curhat Setan (hal 125), kita digiring untuk bertanya pada diri sendiri, mengapa setiap kali berbuat kesalahan atau dosa, kita selalu menuding setan sebagai penyebab utamanya. Lalu, mengapa manusia yang diciptakan dalam kondisi sempurna dan berakal bisa terjerembap dalam lumpur dosa?
Melalui penuturan yang dituangkan dalam bentuk layaknya dialog imajiner dan gaya penulisan yang lugas, kita diajak mendengarkan bagaimana jika setan bisa protes dan menolak dikambinghitamkan atas setiap dosa yang diperbuat manusia. Dialog yang dikemas begitu apik, mengingatkan kita sebagai manusia yang begitu egois dan jarang mau mengakui setiap kesalahan yang telah diperbuat. Malah, kita lebih senang menuding pihak lain, termasuk setan, sebagai biang keladinya.
Penulis pun menyadarkan kita, seharusnya manusia yang diciptakan lebih sempurna dari setan, mampu berpikir rasional dan tidak mengumbar hawa nafsu. Sekaligus menunjukkan sifat kesombongan setan yang merasa lebih baik dari siapa pun, kerap lebih banyak melekat pada perilaku manusia. Padahal satu-satunya kesalahan yang membuat setan terusir dari surga adalah akibat kesombongannya.
Kekuatan artikel Curhat Setan begitu menonjol sehingga pantas dijadikan judul buku ini. Meski demikian artikel yang lain tetap memiliki karakter sendiri yang mengesankan. Salah satunya adalah Ironi (hal 99) yang menyoroti fenomena sosial dalam kehidupan global. Penulis menyajikan fakta yang membuka kesadaran kita bahwa banyak ketidakadilan di alami manusia.
Walaupun hidup dalam satu bumi, kadang nasib manusia yang berada di negara miskin terasa begitu kontras dengan manusia yang berada di Eropa. Bayangkan saja untuk pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi dasar masyakat negara miskin dan berkembang dibutuhkan dana sekitar USD13 miliar. Namun, di saat yang sama masyarakat Eropa menghabiskan USD105 miliar hanya untuk mengonsumsi minuman beralkohol.
Kemampuan Fahd Djibran menulis artikel bertema cinta pun begitu menyentuh, meski melalui penulis yang tetap sederhana, namun sudut pandang yang dipilih begitu kuat. Dalam artikel Lelaki Kecil dan Gugusan Hujan (hal 7), digambarkan cinta membuat kita bisa seperti seorang anak kecil yang berusaha mencari dan mencuri perhatian dari orang yang dikagumi.
Bahkan mampu melakukan hal-hal yang luar biasa untuk menunjukkan kesungguhan cinta. Penulis pun menyelipkan beberapa bait puisi yang menancap untuk melukiskan suasana hati yang sedang kasmaran.
Seperti badai/ aku ingin mencintaimu/ sampai mati.
Buku ini sangat menarik, karena mampu mengajak kita merenungi berbagai hal di sekitar kita dengan cara yang sederhana. Meski sederhana, penulis membawa kita untuk mengeksplorasi hati, rasa, dan akal melalui sudut pandang yang tak lazim dan pertanyaan-pertanyaan yang liar.

Jejak Sejarah Terlindas Roda Zaman

KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN Salah satu sudut Kampung China di Jalan Panjaitan, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Kamis (19/1/2012), yang dahulu merupakan jantung perekonomian Kota Bengkulu kini cenderung sepi.

LAMPION lusuh yang menggelantung di sepanjang jalan seolah mewakili wajah kawasan Kampung China di Kota Bengkulu. Roda ekonomi yang dulu berputar kencang di kawasan ini memang terus melambat dan kini bahkan seolah terhenti.
Setidaknya suasana itu tampak pada awal Maret lalu menjelang Tahun Baru China 2536. Suasana semarak, yang mestinya menyambut perayaan tahun naga air, sama sekali tidak tampak. Padahal, keberadaan Kampung China itu tak lepas dari sejarah terbentuknya Kota Bengkulu.
Rumah dan toko di pecinan itu berderet di sepanjang Jalan Panjaitan dan Jalan Pendakian, Kota Bengkulu. Sedikit bangunan yang masih mempertahankan arsitektur lama berupa rumah berbahan kayu. Sebagian besar sudah berupa rumah tembok. Maklum, kebakaran pada tahun 1990-an telah menghancurkan rumah-rumah tua berbahan kayu itu.
Dari depan, rumah-rumah itu terlihat kecil. Namun, kalau kita melongok ke bagian dalam, rumah itu luas memanjang ke belakang. Ada pemandangan lain yang mencolok di pecinan itu. Di bagian belakang sejumlah rumah berdiri lebih tinggi lagi bangunan sarang burung walet.
Dari beberapa rumah toko (ruko) yang ada hanya sebagian kecil yang masih buka. Bahkan, tidak sedikit rumah yang dari depan tertutup rapat seperti tak berpenghuni.
Pecinan di Kota Bengkulu yang biasa disebut Kampung China terletak di Kelurahan Malabro, Kecamatan Teluk Segara. Terletak persis di depan gerbang Benteng Marlborough yang merupakan pusat pemerintahan kolonial Inggris sekaligus gudang penyimpanan rempah membuat Kampung China strategis.
Ho Liang (58) alias Iskandar, yang masih tinggal di Jalan Panjaitan bersama keluarga dan orangtuanya, mengisahkan, jauh sebelum ia lahir pecinan Bengkulu sudah menjadi pusat perniagaan Kota Bengkulu. Posisinya yang dekat dengan pelabuhan di Pantai Tapak Paderi membuat aktivitas warga berlangsung 24 jam tanpa henti. Aktivitas nelayan di sekitar pelabuhan pun sibuk dan ramai.
Bongkar muat kapal barang dan arus penumpang yang datang dan pergi dari pelabuhan menjadi pemandangan sehari-hari. Kawasan pecinan, pelabuhan, dan benteng Marlborough juga ramai dengan aktivitas pedagang.
Di sekitar pecinan berdiri gudang-gudang dengan pintu yang besar-besar untuk menampung hasil bumi yang dikirim dari pelosok Bengkulu. Kopi, cengkeh, sahang atau lada, dan karet adalah hasil bumi dari Bengkulu yang mendominasi perdagangan lintas pulau kala itu.
Sekitar 10 kapal kecil berkapasitas penumpang 20-30 orang yang melayani rute Padang- Bengkulu pun masih beroperasi. ”Saya ingat ada kapal besar bernama Kuan Maru yang berlayar dari Padang-Bengkulu-Jakarta. Saya biasa berenang hingga ke bawah kapal tongkang yang membawa penumpang dari kapal Kuan Maru ke pelabuhan,” kenang ayah empat anak itu.
Kapal tongkang digunakan untuk membawa penumpang dari kapal besar karena kapal berukuran besar tidak bisa merapat di Pelabuhan Bengkulu karena dasar alur pelabuhan dipenuhi karang.
Dua daerah
Warga keturunan Tionghoa yang bermukim di Kampung China Kota Bengkulu mayoritas berasal dari dua daerah, yakni Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Muara Aman, Kabupaten Lebong. Mereka yang datang dari Manna, seperti halnya Ho Liang dan orangtuanya, bermata pencarian dari sektor perkebunan. Sedangkan mereka yang datang dari Muara Aman kebanyakan bekerja di tambang emas.
Jika ditarik jauh ke belakang dari cerita Ho Liang, sejarah mencatat kawasan pecinan itu lengkap dengan pelabuhan dan Benteng Marlborough telah menjadi pusat kota sejak abad ke-19.
Kawasan Simpang Lima di ujung Jalan Suprapto yang menjadi pusat perdagangan saat ini (sekitar 1,5 kilometer dari pecinan), kala itu hanyalah batas kota tempat musafir berhenti melepas lelah. Selepas daerah itu, yang tampak hanyalah hutan belantara.
Prof Dr Abdullah Siddik dalam bukunya Sejarah Bengkulu 1500-1990 menyebutkan, warga keturunan Tionghoa mulai bermukim di Bengkulu sejak tahun 1689 setelah diizinkan oleh kongsi dagang kerajaan Inggris, East India Company (EIC), yang menjalin kerja sama perdagangan lada dengan sejumlah kerajaan di Bengkulu.
Pada tahun 1714, telah banyak bangsa keturunan China yang menetap di Ujung Karang (Kota Bengkulu sekarang). Mereka umumnya bekerja sebagai buruh perkebunan dan sebagian kecil ada juga yang berdagang. Mereka diberi kedudukan istimewa oleh Wakil Gubernur Joseph Collet saat itu. Warga keturunan China tersebut dipimpin oleh seorang kapitan.
Pelabuhan di Ujung Karang menjadi jantung perekonomian Bengkulu saat itu. Roda perekonomian berputar cepat sehingga menjadi magnet bagi orang-orang untuk berdatangan mengadu peruntungan. Pada tahun 1766, penduduk Kota Bengkulu sudah mencapai sekitar 10.000 jiwa. Penduduk tersebut terdiri dari etnis Melayu yang mayoritas, beberapa ratus orang China, orang-orang Bugis yang menjadi tentara kompeni dan pegawai kompeni Inggris, serta para budak dari sejumlah daerah.
Mantan Sekretaris Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bengkulu Darman Lie (58) menuturkan, seiring perkembangan zaman, Kota Bengkulu terus mengalami perluasan. Pengembangan kota diarahkan ke jalan lingkar timur dan barat yang dibangun oleh Gubernur Bengkulu ke-3 Suprapto (menjabat di tahun 1979-1989).
Tak pelak, kedua jalan lingkar itu menjadi pusat perekonomian baru. Para pengusaha pun mengalihkan bisnisnya ke lokasi itu. Praktis, pecinan yang dulu ramai perlahan menjadi sepi.
Kini, tidak banyak lagi toko onderdil kendaraan yang dulu meramaikan Jalan Panjaitan. Begitu pula kondisi di Jalan Pendakian yang dulu merupakan sentra perdagangan perhiasan emas. Tinggal toko emas Surya dan Harmaini yang bertahan.
Pecinan semakin ditinggalkan penghuninya ketika pada tahun 2000-an, usaha sarang burung walet makin marak. Tidak sedikit rumah dan toko yang dulunya dihuni dijual kepada investor dari luar Kota Bengkulu untuk dijadikan sarang burung walet. ”Dulu harga rumah bisa sampai Rp 600 juta. Sekarang setelah walet sepi, rumah dijual Rp 250 juta saja susah laku,” ujar Ho Liang.
Menurut Ho Liang, sekarang rumah-rumah di Kampung China umumnya dihuni oleh orang-orang tua. Anak-anak mereka biasanya sekolah atau kuliah di luar Bengkulu. Pada umumnya, anak muda keturunan Tionghoa yang merantau itu enggan pulang kampung lagi ke Bengkulu. ”Kalau anak muda tinggal di Bengkulu kapan majunya? Di sini suasanya terlalu santai. Bisa-bisa mereka jadi malas,” kata Darman.
Sebenarnya, menurut Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bengkulu Kurnia Lesandri Adnan, pecinan Bengkulu bisa dijadikan sebagai tujuan wisata sejarah. Apalagi lokasinya yang berdekatan dengan Benteng Marlborough dan peninggalan Inggris lainnya.
Sayangnya, kata Lesandri, pemerintah daerah tidak melihat ini sebagai peluang. Pemerintah lebih cenderung membangun pariwisata yang berorientasi proyek daripada berpikir kreatif memberdayakan potensi yang ada. Bisa ditebak, itu karena pada pariwisata berorientasi proyek itulah dimungkinkan pengambilan keuntungan pribadi pada lapisan elite pemerintahan.
Akhirnya, sekarang Kampung China di Kota Bengkulu pun seakan hidup segan mati pun enggan. Tebersit harapan kiranya tahun naga air ini membawa perubahan ke arah yang positif bagi keberadaan kampung bersejarah di Kota Bengkulu itu

20 Juni 2012

... mengapa aku berbeda?

Aku lahir dengan cara yang sama yaitu melalui perjuangan dan dengan rasa cinta dan kasih sayang seperti orang lain. Tapi mengapa sorotan mata semua orang begitu beda ketika melihat aku? Seperti melihat makhluk asing, seperti melihat sampah yang sangat menjijikan yang harus dibuang. Dan pada waktunya, pada saat aku mengerti tentang penderitaan, cinta dan kasih sayang yang ada dalam hatiku terkikis oleh penderitaanku yang tidak bisa dimengerti oleh siapapun kecuali kalian merasakan penderitaan yang sama denganku dan meskipun kalian mengerti akan penderitaan ini kita tidak akan saling memahami. Cinta dan kasih sayang dalam diriku telah terbelenggu, terkurung dan tenggelam dalam pekatnya derita dan dosaku. Dan melahirkan perasaan baru yaitu kebencian. Sampai sekarang kebencian masih melekat dalam tubuhku. Dengan seringnya penderitaan lahir dari dalam hatiku semakin bertambah besar pula kebencian yang ada dalam diriku. Dan aku benci pada dunia yang busuk ini dan manusia yang ada di dalamnya. Dan aku sering berpikir untuk menghancurkan mereka semua. Dan hingga saat ini belum ada orang yang mampu menghapuskan kebencian ini.

Eksistensi Kebencian

Derita dan benci saling berhubungan satu sama lain. Merasakan penderitaan akan membuat diri dan jiwa belajar membenci. Rasa sayang juga merupakan benih-benih yang bisa tumbuh menjadi monster kebencian yang bisa menghancurkan apapun. Aku merasakannya ketika orang yang paling aku sayangi disakiti oleh orang lain, aku ingin sekali membalasnya, mencabik-cabik tubuh, meludahinya, bahkan membunuhnya. Dan aku yakin orang yang aku sakiti itu telah ditanami oleh benih benci dan dendam yang telah tertanam serpihan dendamku. Monster kejam yang dipenuhi oleh kegelapan telah terlahir, aku menyebutnya rantai kebencian. Kini aku telah melahirkan monster yang sangat sulit untuk dimusnahkan.