10 Agustus 2013

Aku Bukan Sampah



Persetan dengan hidup ini
Aku hanyalah aku
Bukan dia ataupun mereka
Inilah aku dengan kekurangan dan kelebihanku
Inilah aku dengan kecacatan-nyataku
Kalian berhak menilai diriku
Kalian berhak membandingkan diriku dengan orang lain
Kalian berhak mengaturku untuk menjadi apa yang kalian inginkan
Kalian berhak
Kalian selalu berhak
Selalu
Aku tahu seperti apa aku di mata kalian
Hahahaha aku ingin tertawa gila
Aku tahu kalian selalu menganggapku tak berguna
Perbandingan adalah standarisasi kalian untuk mengukur kegunaanku
Miris sekali, Ibu, Ayah
Aku tidak sebanding dengan para super hero yang selalu Ibu dan Ayah bandingkan dengan rendahnya diriku
Ayah, Ibu
Ini aku dengan kemampuan diriku
Ini aku, anak kalian yang kalian anggap sebagai sampah kotor
Sampah yang tidak ada gunanya bukan?
Sampah yang menjijikan bukan?
Sampah yang selalu membuat kalian malu
Bukankah kalian sudah menyaksikan semuanya
Aku tidak bisa menjadi seperti para super hero kalian
Buanglah aku bersama orang-orang yang kalian anggap sampah
Biar kubangun surga bersama mereka dari puing neraka kami selama ini
Hahahaha aku benar-benar ingin mabuk dan gila
Ayah, Ibu
Tahukah kalian?
Aku bukanlah sampah!
Aku lebih rendah dari sampah!
Aku lebih kotor dari sampah!
Aku lebih menjijikan dari sampah!
Aku lebih tidak berguna dari sampah!
Aku bukanlah

Buntu



Kembali ku terkurung dalam pulau sunyi
Mencoba berlabuh di atas sampan angan
Mendayung di atas derasnya ombak derita
Hingga kujumpai tepi ruang jiwa
Langkah terhuyung telanjang berpijak pada dingin yang terlampau beku
Meraba dinding kelam berdebu yang tak berujung
Bahkan celah pada retakan tajamnya tak membiarkan setitik siluet cahaya pun menjamahkan kehangatan
Kubuka mata
Kupejamkan mata
Tetap sama
Hanya cahaya dalam pandangan buta
Dinginnya pelukan hampa sang gelap tak pernah melepas jiwaku yang selalu duduk tertunduk memeluk gemetar lutut
Bukankah terbiasa tidak selalu bisa menjadi tameng rasa takut
Hanya ada satu emosi di dalamnya
Meresap ke dalam setiap bagian tubuh
Emosi yang selalu mengasah diriku selama ini
Semua emosi yang memberikan kesedihan
Menjadi tak menentu
Nalarku terkapar sekarat
Aku tak tahu apa yang harus kulakukan
Harapan telah lama melambaikan tangan bersama cahaya
Kian lama hatiku menganga kosong tak berdarah
Tak menyisakan apapun selain rusuk remuk yang kerap kali batuk
Nurani yang ada makin pekat berkabut
Bila saja kutoreh dada dan kucopot jantung
Terlihat jelas ribuan rayap kehidupan
Berpesta menggerogoti dinding jiwa yang keropos
Benang-benang keputusasaan mulai tampakkan dirinya
Menjerat erat
Membelit leher dan jemariku
Hanya satu pilihanku
Mengampaki rayap-rayap kehidupan itu
Meskipun aku rebah, terhuyung berdarah
Hanya bernyanyi parau
Mencoba menciptakan kidung dari laras sendu tangisan tanpa suara
Hanya mengukir puisi tanpa arti
Yang terinspirasi dari seni putus asa dan rasa takut
Tak berguna
Semua pengorbanan
Lelahnya perjuangan
Hanya berujung pada titik hitam
Entitasnya terus berkembang
Jantungnya retak dan membuat sebuah lubang kecil yang terus membesar
Menganga
Perlahan menelanku yang tengah ruai
Oh hidup, aku ingin mati

13 Juli 2013

Luka Ini Kepedihan


Pusara angin luka
Asingkan aku di atas pusara luka
angin
Kan ku gapai goresan merona pada goresan hati yang kian membentang luas dalam diri
Dari hempasan alam yang sempit
Lelah kaki ini menyusuri ranting-
ranting berduri
Hingga telapak kaki ini penuh dengan darah dan nanah yang membusuk
Luka ini nyata merajamku
Batin ini terhunus tikaman bilah
belati usang yang berkarat
Menjadi sebab infeksi mematikan pada jiwa
Menggoyakan sutra suci yang tertenun indah
Kembali lagi aku dalam pusara titik awal
Hanya ada keramaian gemuruh guntur menakutkan yang menghasud
Membakar hati yang berada di ujung jurang tak berdasar
Membangunkan monster mengerikan yang tertidur dalam ruang hati
Mengikat hidupku dengan mata rantai yang panas
Keramaian selalu mengekangku
Aku terasing dalam kumpulun spesies yang sama
Aku terluka
Hati ini adalah luka
Luka ini kepedihan

10 Juli 2013

Untukmu


Kau tahu?
Ah, ya, aku tahu kau mungkin tidak pernah tahu
Malam ini aku terikat kembali dengan ruh malam
Sendiri menikmati waktu
Menari kaku bersama daun yang berdendang
Diiringi sunyi yang melantun dengan merdu
Aku terlentang menatap jubah sang raja gelap
Tak ada saputan awan
Bulan sempurna purnama
Bintang gemintang menjadi pelengkap keelokannya
Bagai sengaja dirancang untuk membuka gerbang duniaku
Sel otakku kembali disentuh oleh sukmamu
Terbang
Melayang dengan sayap setan dan malaikat
Menuju dimensi khayal
Wajahmu kembali terlukis dihamparan langit
Sayu
Tentram
Hanya ini yang mampu kulakukan
Fisik nyata tak pernah ada interaksi
Bahkan mungkin korelasi pun nihil
Aku tak tahu apakah sukma kita pernah bertegur sapa
Aku tak tahu rasanya menyentuh raga yang sekarang menjadi wadah ruhmu
Ruh yang selalu utuh
Ruh yang tak pernah mengeriput
Ruh yang bagiku selalu cantik nan manis
Ruh yang selalu aku cintai
Kau tahu?
Ah, aku tahu kau mungkin tak pernah tahu haha
Bagiku kau adalah cinta yang masif
Tak pernah bisa aku membuangmu dari ruang kecil ini
Kau selalu ada
Terbelenggu oleh sesuatu yang abstrak
Kadang terhalang kabut
Dan seketika kau menarik ku
Membius nalar
Dengan mata rantai yang kokoh kau ikat sepotong hati ini
Kau lukiskan warna pada hidupku yang kadang absurd
Putih
Bahkan sampai pada titik hitam
Heh
Aku pun tak mengerti dengan fiksasi ini
Ehem…
Nadia,,,
Ah, akhirnya aku menyebut namamu
Kau tahu?
Ah, aku tahu kau mungkin tidak pernah tahu
Aku mencintai sejak aku masih senang bermain petak umpet
Bahkan mungkin terlampau mencintaimu
Tak peduli benteng ruang dan waktu yang berdiri angkuh
Terkadang hatiku sering menipu
Kau tahu?
Ah, aku tahu mungkin kau tidak pernah tahu
Dulu aku sering bertanya pada gelap
Gelap yang nyata
Yang menelan apapun yang ada di hadapannya
Apakah aku punya akar kesempatan?
Atau apakah aku memang tidak  pernah berani menanam benih itu?
Haha betapa tidak beruntungnya aku
Aku menyerahkan sepenuhnya kesempatan itu kepada suratan takdir
Tapi, mungkin itu tidak buruk
Mungkin bukan sebuah kesalahan
Aku akan membiarkan semua itu selamanya
Andaikata takdir itu memang baik pada ku
Maka akan ada sesuatu yang bisa membelokkan semua kenyataan
Namun sepanjang sesuatu itu belum terjadi
Tidak pernah ada mawar yang tumbuh di karatnya besi
Jujur saja
Untuk orang yang tidak mempunyai harapan sepertiku
Aku hanya menginginkanmu
Itu benar
Aku teramat menginginkanmu
Maksudku dalam artian positif
Menginginkanmu menjadi teman hidup
Melalui hari demi hari bersama-sama
Menjejak sudut-sudut kebahagiaan
Dan mungkin juga pahit getir kehidupan
Tapi aku tidak mengharapkanmu
Aku bersiap melepas  semua perasaan ini kalau kau sebaliknya ternyata tidak menginginkannya
Melupakannya
Meskipun aku tidak tahu bagaimana caranya
Mungkin tidak akan pernah bisa
Kau berhak memutuskan apa yang akan kau tentukan
Tentu saja
Maksudku
Eh
Menentukan nasibku
Aku…
Aku menciantimu