Di sudut senja jiwaku membusuk
Hingga angin enggan merayu dedaunan
Untuk memainkan orkesta simfoninya
Walau hanya sebuah kidung tajam
Siluet mentari tak mampu menerobos gelap hati
Dia melayang di antara asa yang menguap
Aku hanya terdiam menikmati ratapan
Bersama kesetiaan merdu keheningan
Mungkin hati ini terlalu dalam
Hingga sunset pun tak mampu menyelaminya
Hanya tatapan tajammu
Yang mampu menerobos dan menyelaminya
Namun kau gantungkan surgaku di akhir senja
Dan kau hantamkan neraka padaku
Hingga membakar pusara jiwa
Tak ada cahaya dalam api hitam
Bala hening berbisik hampa
Air suci membangun parit
Hilir sungai menghujam genangan
Terciptalah lautan duka
Semesta pun berduka
Awan hitam dengan petir terhunus
Bertarung hingga darah suci tertumpah
Menghapus jingga yang tenggelam oleh luka
Tangisan ini tak pernah berkoar
Lirih hati merintih tanpa suara
Perih ini tak lagi kurasa
Semua hanya lukisan hampa
Engkau pernah menjadi malaikat terbakarku
Engkau pernah menjadi bidadari penghiburku
Dan engkau pernah menjadi setan manisku
Namun pada akhirnya kau adalah pembunuh rasaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar