24 Juni 2012

Aku Ingin Mabuk, Gila, dan Gembira...

dalam satu episode hujan Diam sendiri Nikmati gerimis malam ini Menanti kerinduan akan satu suara tertumpahkan Bersama sebaris angan Kubumbungkan asap menuju langit yang pekat keprihatinan Diam bersunyi Karena bulan telah mati Butir kecil di rambutku terurai menjadi mimpi, bukan air lagi Dan di dalamnya kusertakan pesan kepada Tuhan Jangan cerabut nyawaku hingga empat jam lagi Diam menyepi Rasakan cinta yang sudah mati Menunggu-nunggu waktu pada tiap degup menderu Sambil mencaci diri Yang tenggelam di laut air mata sendiri Luka pedih ini Adalah rongga gelap dalam dadaku Begitu tersembunyi, hingga darahnya tak kukenali Dan aku tak pernah tahu lagi Apakah belulang ini pun masih menjadi tenda bagi jiwaku Atau cuma penyangga asa Yang menyulut kemegahan maya Jerit tanpa suara ini Adalah duri di balik jantungku sendiri Tapi tak apa, Jika memang dewi cinta belum berpihak Akan kutunggu hingga ia menghampiriku Mencabut onak di tiap rasa ngilu Rangkaikan semua duri menjadi kembang ungu Dan bukankah mawar mekar di antara duri? Seperti halnya cintaku yang sekarat dan mati ditikam cinta itusendiri Sementara ruhnya menjadi mutiara di samudera abadi Tempat berlabuh semua lagu pemuja rindu Tempat berpaut segala syair kekasih sejati Kini, takkan lagi kusembunyikan hati Aku ingin membuat diriku mabuk, gila, dan gembira Karena kutahu pasti Senyum akan datang seusai air mata Dan robekan kesengsaraan takkan menganga lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar